Hawoooo!
Happy reading!◌●●◌
Luna duduk menyesap minumannya sambil sesekali melihat sekitar, lebih tepatnya ia sedang menunggu kedatangan seseorang.
kring!
Suara bel terdengar saat pintu terbuka membuatnya menoleh saat yang ditunggunya telah datang, langsung ia mengangkat tangan tidak terlalu tinggi membuat orang yang baru datang itu menghampirinya dan duduk dihadapannya.
"Gue gak nyangka setelah kejadian itu lo ngajak gue ketemu lagi, sendirian pula. Ada apa nih?"
"Hahaha, easy kak Oliv."
Luna menyilangkan tangannya setelah menyesap minumannya, "Ceritain bang Eris sebelum gue sama bang Eris kenal."
"Termasuk.."
"Yeah, termasuk Seanna."
Setelah Olivia memesan pesanannya ia kembali duduk dihadapan Luna, berdehem sebentar, matanya mengarah keatas dan alisnya berkerut.
Luna hanya melihat gerak gerik Olivia yang kebingungan.
"Hmmm darimana ya? Mungkin dari 8 tahun yang lalu."
"Jauh amat." timpa Luna mengeluh.
"Ya biar lo paham aja."
Luna mengangguk pasrah mulai memasang telinga untuk cerita Olivia.
"Gue temenan sama Seanna dari SD, dan mulai temenan sama Eris kelas 2 SMP. Gue dikenalin Eris sama Seanna gegara mereka berdua satu club olahraga disekolah. Dari situ kita mulai temenan bertiga."
"Kita kemana-mana bertiga bahkan sampe masuk SMA bareng-bareng lagi. Selama itu, ada hal yang gue tau. Kalo Eris punya perasaan lebih buat Seanna, itu terlihat jelas makanya gue tau."
"Dulu, Eris tuh orangnya judes banget mau ke cewek apa cowok. Pasti muncul pemikiran aneh bukan kalo dia keliatan ramah atau beda waktu bareng sama satu orang tertentu."
"Dan bener aja, kelas 1 SMA berarti 6 tahun yang lalu, mereka berdua memutuskan buat pacaran. Seanna cerita ke gue.."
*6 tahun yang lalu
"Hey.."
"Sebentar, ini ko ga nyambung-nyambung kabel earphonenya?"
Pria itu mengerutkan alisnya kebingungan melihat gadis didepannya kesulitan menyambungkan kabel earphone ke dalam ponsel kecilnya. Ia pun menunggu gadis itu selesai, tapi sayangnya itu tak kunjung selesai.
Membuatnya kesal, lalu ia menarik ponsel serta earphonenya ia cabut diganti oleh miliknya dan memberikannya kembali pada gadis yang sedang melebarkan senyumannya.
"Hehehehe, Eris peka deh. Pacaran yuk?"
"Yuk."
"E-EHH??"
prankk!
Kedua orang itu langsung menoleh pada gelas kaca yang berisikan jus alpukat terjatuh dari meja. Sepertinya tidak sengaja tersenggol oleh gadis itu. Eris hanya bisa berdecak kesal dan mencegah tangan sang gadis untuk menjauh dari pecahan gelas yang bertebaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Novela JuvenilSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...