Hellow!
Happy reading!◌●●◌
"ERISSS!!!"
Selaras dengan teriakan itu, Eris menembak habis bola voli dengan tangannya. Terpantul mengenai tangan lawan sebelum bola terpantul keluar garis lapangan.
1 poin untuk tim Eris.
Eris menggerakkan kepalanya, melihat darimana arah suara yang ia kenal itu. Ia tersenyum dan mengacungkan ibu jarinya pada Olivia yang kini meloncat-loncat kegirangan. Karena teriakan semangatnya, Eris dapat mencetak poin lagi!
Senang sekali rasanya.
Hingga membuat salah satu anggota tim yang menjadi lawan Eris ikut melihat interaksi itu dengan tatapan datarnya, ia mengusap keringatnya kasar dan berjalan ke pinggir lapangan, segera meneguk botol minumnya.
"Gadis obsesi itu datang lagi?"
"Gak punya malu banget! Udah bikin rusuh dateng kaya gak ada rasa bersalah sama sekali!"
"Emang! Padahal dia udah bikin anak orang nyaris bunuh diri, dasar gila!"
"Sakit emang tuh orang!"
Bisikan-bisikan para gadis di bangku penonton dapat terdengar jelas oleh Gavin, dengan segera ia melempar lirikan tajamnya yang ampuh membuat kumpulan gadis itu langsung terdiam.
Gavin mengalihkan pandangannya, melihat pemandangan depannya. Eris dan Olivia tengah bercengkrama riang dengan Olivia yang sibuk mengelap keringat Eris dengan handuk kecil.
Entah mengapa rasanya kesal sekali, Gavin menarik handuk yang melingkar dilehernya lalu meremasnya keras. Jangan sampai dirinya meledak disini.
"Harusnya gue.."
"Gavin? Lo gak apa-apa?"
Gavin langsung mengangkat kepalanya, melihat Eris yang entah darimana tiba-tiba muncul disebelahnya. Ia menggelengkan kepala dan menyimpan handuk itu ketika peluit tanda istirahat sudah selesai.
"Gue bakal ngalahin lo, bang Eris." ujar Gavin menatap tajam Eris dibalik jaring net.
Eris menoleh, menyunggingkan senyumnya. "Coba aja."
Pritttt!!
Permainanan dimulai dengan peluit dan didahului oleh servis dari tim Gavin.
"Kak Olivia!!"
Olivia yang baru saja keluar dari pintu kursi penonton melihat Gavin yang berlari kearahnya, namun tatapan Olivia langsung berubah menjadi dingin. Tak menginginkan kehadiran Gavin.
"Ada apa? Gue sibuk."
Nada bicara Olivia yang terasa dingin sudah tidak berasa untuknya, karena ia yang memilih untuk masuk ke dunia Olivia yang dingin.
"Mau pulang bareng??"
Olivia terdiam sebentar sebelum matanya seketika itu berbinar-binar dan berlari saat objek yang ia lihat itu mendekat. Gavin menghembuskan nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Teen FictionSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...