Hai beb-an!
Happy reading!◌●●◌
"Ha--HATCHU!"
Semua orang yang tengah berlalu lalang dikoridor lansung memusatkan perhatian mereka pada seorang gadis yang menarik ingusnya ke dalam sambil merapatkan blazer kotak-kotak abu dan masker putih miliknya, idungnya sangat gatal sekali.
Luna tak memperdulikan pandangan aneh dan jijik atau khawatir dari orang-orang, ia memilih melangkahkan kakinya berbelok menuju kelas. Dancing in the rain memang bukan style nya. Ia agak menyesal, tapi mengingat wajah Eris yang terlihat senang membuatnya kembali tersenyum.
Ah, kemana pula kekasihnya itu? Saat sarapan Eris tidak menampilkan batang hidungnya sama sekali, membuatnya khawatir saja.
Luna mendaratkan bokongnya di kursi saat sudah memasuki kelas yang nampak masih lenggang, tangannya ia lipat menjadi bantalan untuk kepalanya. Kepalanya terasa sakit walau masih bisa ia tahan.
"Luna..."
Suara pelan dan parau terdengar memasuki gendang telinga, Luna menaikkan kepalanya melihat siapa yang memanggilnya. Senyumnya kembali terbit saat melihat Eris dengan wajah pucat seperti dirinya yang juga menampilkan senyuman, ada sebuah masker yang tersimpan didagu Eris.
Ia seperti melihat dirinya sendiri saat memandangi keadaan Eris tak jauh beda seperti dirinya.
"Kenapa?"
Eris tak menjawab, memilih duduk disebelah Luna dan merebahkan kepalanya di meja seperti yang Luna lakukan tadi. "Kenapa kuliah?" tanya Eris dengan suara pelan, mengangkat kepalanya sedikit hingga menampilkan sebelah matanya.
"Kamu juga kenapa kuliah?"
"Soalnya kamu kuliah."
Luna terkekeh pelan dengan bibir pucatnya walau sudah dilapisi lipbalm berwarna, tangannya terulur untuk mengelus rambut Eris yang terlihat agak berantakan. Pasti lelaki itu tak menyisir rambutnya dengan rapih karena masih ada gumpalan rambut yang kusut, terdengar suara tarikan ingus dari Eris. Luna menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa menghentikan elusan dikepala Eris.
"Kaya kucing," gumam Luna gemas.
Eris menggerakan kepalanya lagi ke kiri hingga wajahnya mengahadap kearah Luna yang masih asik mengelus rambut hitamnya, memandanginya lama dengan tatapan sendu. Luna menjadi salah tingkah ditatap seperti itu oleh Eris.
"Apa?"
Tep
"Kamu panas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Teen FictionSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...