Hola!
Happy reading!◌●●◌
Hari ini hari kedua dan merupakan hari terakhir Luna dan teman-temannya berada di rumah Reyhan, karena itu mereka memutuskan untuk mengadakan pesta barbeque saat malam menjelang nanti.
"Kalo udah selesai turun kebawah buat bagi-bagi tugas masak sama belanja."
Ujar Luna kepada Hanna yang sedang mengoleskan lipbalm pada bibir ranumnya, Hanna hanya mengangguk sekilas. Luna yakin sahabatnya itu tak mendengarnya sama sekali memutar matanya malas.
Ia berbalik badan setelah menutup pintu dan dikejutkan oleh sang kakak yang berwajah masam di depannya, bahkan seperti hampir menangis.
"Lo kenapa?"
"AYANGGG!!" Pekiknya saat Hanna membuka pintu kamar dan hendak memeluknya erat namun Hanna langsung menahan tubuh Lano dengan tangannya untuk tak mendekat.
"Kenapaa?" tanya Hanna kebingungan memandang Luna, gadis itu mengerutkan dahi sambil menaikkan bahu tak tau.
"Alay, beda satu lantai udah kaya LDR an beda negara." ketus Eris tiba-tiba muncul dan memukul pelan kepala Lano sambil menarik pelan Luna untuk mengikutinya kebawah.
Luna hanya menggelengkan kepala dan tertawa ringan, Eris menunduk menatap kekasihnya.
"Entar ikut belanja ya,"
"Kenapa aku? Aku mau bantu motong-motong aja di dapur, males keluar tau." tolak Luna.
"Ikut, kamu ga takut kalo aku sama Reyhan doang yang ikut? Cowok kalo berduaan juga mencurigakan tau." ujarnya menakut-nakuti.
Bodohnya, Luna itu malah ikut terpikirkan dan langsung mengangguk takut. "Yaudah aku ikut."
"Good girl." usapnya lembut pada puncak kepalanya.
Sesampainya dibawah, Luna langsung melepaskan tangan Eris dan menghampiri Rara yang sedang menggambar diatas kertas. Luna memperhatikan tiap garis yang dibuat oleh Rara, jangan lupakan suara gesekan antara pensil dan kertas yang membuat suasana semakin terasa damai.
Apa ia coba menggambar saja ya, tapi ia ingat hanya bisa menggambar burung dengan bentuk huruf M. Niat itu pun ia urung kembali demi kenyamanan bersama.
Suasana damai seketika langsung menghilang saat semuanya turun kebawah dan duduk berkumpul dengan kondisi rusuh.
"Oke, kita mulai pembagian tugas ya. Tinggal beli daging sama bumbu sisanya. Gue sama Reyhan Luna belanja, kalo mau ada yang ikut satu orang aja." ucap Eris saat semuanya sudah berkumpul.
Hanya satu orang yang mengangkat tangannya, Eris langsung merubah raut wajahnya menjadi dingin melihat Dean lah yang mengangkat tangannya.
"Rara, ikut belanja." seakan tak melihat angkatan tangan tersebut, Eris malah menunjuk Rara yang ada disebelah Dean.
Dean kira Eris tak tau apa maksud tipu muslihatnya?
"Apa? Gue ceweknya sendiri dong? Ish." Hanna protes kesal.
"Mamah gue cewek." balas Reyhan santai sambil menunjuk sang mamah yang baru saja keluar dari ruang kamarnya, Hanna menyilangkan tangannya kesal sambil mendengus tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
JugendliteraturSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...