Hi!
Happy reading!◌●●◌
"HEIIIIIIII!" teriak Hanna lari-lari kearah gue sama Lano yang duduk di bangku penonton.
"SAYANGGGGG!" balas Lano sambil merentangkan tangannya. Gue diem nahan malu, mereka yang betingkah gue yang malu.
"LUNAAAAA!"
Namun naas sekali everybody, Hanna lansung meluk gue yang duduk disebelah Lano dan lewatin Lano begitu saja. Kasian jadinya meluk angin, pffttt.
"Pengap Hanna!" kata gue sambil narik tangan Hanna supaya gak kekencengan meluknya.
"Dasar PHO." gumam Lano sambil makan oreo.
Gue mendelik malas, cemburuan amat ni orang.
"Luna kok bisa ada disini?" tanya Hanna bingung.
Jadi, Lano sama Hanna beneran ada, Lano lagi nemenin Hanna latihan dan sekarang lagi istirahat. Hanna terlalu seneng liat gue sampe naik ke bangku penonton buat nyamperin gue.
"Emm... Gabut...?" ucap gue gak yakin.
"Ohhhh terus kesini sama siapa?"
"Bang Eris." jawab gue sambil lirik bang Eris yang lagi mantul-mantulin bola.
"Naik?"
"Sepeda."
"WHAT?! Gada akhlak banget tu orang! Masa boncengin cewek pake sepeda? Lumayan jauh kan? Parah banget! Hih! Gue kudu ngomong sama bang Eris, jadi cowok gak gentle banget sama cewek heran!" ucap Hanna marah-marah sambil berdiri.
Gue lansung tahan tangan Hanna, "Ehh? Jangan woy!"
"Kenapa sih? Gue mau kasih pelajaran gimana caranya memperlakukan cewek dengan baik dan benar ke bang Eris!" gue menggeleng gak setuju.
"Udah! gak apa-ap---"
"ERIS ADA YANG MANGGIL!"
Gue sama Hanna berhenti berdebat dan liat kearah pintu lapangan yang terbuka menampikan seorang cewek.
"Kak Oliv...?" gumam gue.
"Ngapain tuh mak lampir kesini? Kaya gak ada kerjaan aja." cibir Hanna kembali duduk.
"Hushh mulutnya." ucap Lano sambil nepuk bibir Hanna.
Hanna cemberut dan ngambil paksa cemilan yang dibawa Lano.
Bang Eris noleh kearah pintu lapangan dan lempar bola volinya kepinggir terus jalan kearah pintu lapangan, gue liat mereka ngobrol bentar terus bang Eris teriak minta izin sebentar.
"Pak! Izin keluar bentar!" pelatihnya ngangguk.
"Jangan aneh-aneh lo!" kata temen-temennya becanda.
"Cie~" dan suara sorakan pun memenuhi lapangan.
Bang Eris cuman ngacungin jari tengahnya terus keluar mendahului kak Oliv, kelakuan mereka berdua gak lepas dari pandangan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Teen FictionSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...