MAU NANGIS BENTAR!
Happy reading!!!◌●●◌
Suara garpu dan sendok saling beradu dengan piring, di meja makan yang lebar dan panjang itu terisi penuh oleh semua anak kossan dan juga pemilik kossan. Mereka semua sedang menikmati makan malam bersama seperti biasa.
Terlihat ramai namun tenang dan damai, suara tawa atas candaan dari para lelaki membuat seisi rumah seperti terlihat mengadakan acara istimewa.
"Bulan depan Eris memutuskan buat keluar kossan."
"HAH?!"
Semua orang di meja makan langsung menoleh pada sumber suara, Eris. Bahkan Lano sampai menjatuhkan garpu yang ia pakai untuk mengambil lauk bagian Luna.
"Soalnya 2 bulan lagi Eris wisuda, jadi pengen nyantai dulu di rumah mamah." jelas Eris sambil melirik kekasihnya yang bersiap untuk melahap makanannya, sepertinya ia akan mendapatkan siraman rohani.
Luna memutar matanya malas dan berjalan cepat meninggalkan meja makan hingga sebuah suara bantingan pintu terdengar, membuat orang-orang yang tadinya terkejut pada keputusan Eris ikut tegang dengan sikap Luna.
"Kamu belum bilang ke Luna, Eris?" tanya Mamih Luna mengelus pundaknya.
Eris merapatkan kedua matanya, ia lupa memberitahu kekasihnya. Melihat reaksi Eris, mamih Luna tersenyum simpul.
"Yaudah, habiskan makanan kalian. Biar Eris jinakkin maungnya setelah makan."
Semuanya mengangguk, Lano ikut menepuk pundak Eris sambil memasukkan sebuah kerupuk ke dalam mulutnya.
"Hahar ha hang hehis."
"Ngang ngong ngang ngong, makan yang bener." ucap Bakti meledek Lano.
Eris menghela nafas dan melihat pintu kamar Luna yang tertutup rapat.
Benar saja, setelah makan malam selesai Eris memilih untuk naik ke lantai dua dimana kamar Luna berada. Didepan pintu kamar Luna, Eris mengangkat tangannya untuk mengetukkan pintu.
tok tok tok
Tak ada jawaban.
"Luna?"
Eris mengetuknya lagi sambil memegang pegangan pintu yang ternyata tak dikunci sama sekali.
"Sayang? Aku masuk ya."
Memasuki kamar Luna yang gelap tanpa penerangan apapun hanya ada penerangan dari sinar bulan yang menembus sebuah jendela besar dimana kekasihnya itu duduk di sebuah kursi tepat dihadapan jendela besar itu.
Memandang langit malam yang bertaburan bintang dengan bulan terang seakan-akan membuktikan cahayanya yang lebih indah dan terang daripada bintang-bintang itu.
Eris menutup dan tak lupa mengunci pintu, ia takut ada yang mengganggu dan juga Luna memang suka jika pintunya dikunci jika bersama dengan Eris.
"Queen.."
Eris mengulurkan tangannya, memeluk leher Luna yang membelakanginya. Luna tak menjawab, juga tak bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Teen FictionSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...