Haii!
Happy reading!◌●●◌
"Ngapain dilepas?"
Gue menoleh kearah belakang, menampilkan seseorang yang bahkan gue gak percaya ngapain dia ada disekitar sini.
"Dean? Ngapain lo kesini?" tanya gue nyamperin Dean yang memberhentikan laju mobilnya disebelah gue.
"Iseng."
"Bisa-bisanya iseng..." gumam gue menggeleng-gelengkan kepala.
"Karena jam kuliah gue hampir mendekati jam kuliah lo jadi sekalian deh," jelas Dean.
"Sekalian apa?" tanya gue bingung.
"Sekalian kita berangkat barenglah! Kuy!" seru Dean dan terdengar pintu mobil penumpang sebelah kemudi tidak terkunci.
Gue terkekeh dan lansung masuk kedalem mobil, pas gue masuk gue lansung menutup idung gue kaget dengan apa yang gue cium.
Semerbak tercium wangi jeruk yang mematikan dan menyiksa rongga hidung gue.
"Lah ngapa lo?" tanya Dean yang sadar dengan pergerakan gue yang gak nyaman.
"Mobil lo bau..."
Dean ikut-ikutan mengendus-ngendus bau yang gue maksud, "Mobil gue perasaan gak bau apa-apa deh, malah wangi jeruk."
"ITU MASALAHNYA! Gue gak suka pewangi mobil wangi jeruk!" ucap gue lemas.
"Yaampun! Padahal gue suka loh! Malah gue stok disini." seru Dean gak percaya dan membuka laci mobil mendapati dua kotak pengharum mobil rasa lemon dan jeruk.
Gue dibuat ternganga dan lansung merapatkan masker yang gue pake, gue membuka jendela mobil supaya baunya gak terlalu numpuk diindra penciuman gue.
"Bisa mati gue," gumam gue masih melirik laci mobil yang masih terbuka lebar yang menurut gue itu mengerikan sekali.
"Padahal enak loh, seger gitu." kata Dean sambil menghirup udara dengan tenang yang menurut gue itu beracun.
"Serahlah Dean! Serah, mual gue."
Dean terkekeh dan merogoh sesuatu di laci mobil lagi, Dean menyodorkan satu buah kresek berwarna hitam kearah gue.
Gue menolaknya karena masih gue tahan asal AC mobilnya dimatiin dan gue diajak ngobrol terus. Untungnya Dean lansung paham dan ngajak gue berbicara tentang hal-hal random.
Tentang dia yang akhirnya masuk ke club basket baru, dapet temen baru, dan fans baru. Shombong amat.
"Lo kudu nonton gue latihan sih," ucap Dean penuh percaya diri.
"Ngapain kudu nonton lo latihan?" tanya gue enggan.
"Karena pasti lo ikut teriak-teriak pas gue mendrible bola basketnya kek cewek yang lain gituuuu." ucapan Dean yang ngawur mendapat tabokan manis dari gue.
"Ngayal! Kalo yang mainnya husbu gue baru gue teriak ampe tenggorokan gue kering." ucap gue dengan nada meremehkan Dean.
"Btw, kapan kita malam mingguan bareng?" tanya Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Teen FictionSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...