HELLO!
Happy reading!◌●●◌
"Kok lo bisa jatuh?" tanya Hanna sambil mengupas buah apel, gue yang semula memperhatikan apel beralih menatap Hanna yang fokus mengupas apel.
"Hmm... Gimana ya? Gue kan masih telponan sama bang Eris disepanjang jalan sampe gue jongkok buat iket tali sepatu gue yang lepas, gue masih ngobrol sama bang Eris dan gue ngerasa ada tangan yang dorong punggung gue, gue gak tau itu tangan atau apa pokonya kek gini," ucap gue mendorong pundak Hanna dengan tangan.
"Kaya gitu, ke rasakan? Gimana kalo tangan ngedorong tubuh kita? Tapi pas gue udah dibawah, gue liat gak ada siapa-siapa diatas dan bang Eris datang terus gue pingsan. Segilanya gue, gak ada niatan bundir, gue tidak sedrama itu."
"Masa sih... Lo diganggu hantu?" celetuk Lano yang duduk di sofa diam-diam mendengarkan cerita gue, gue dan Hanna menoleh.
Gue lansung bergidik ngeri memegang tengkuk gue yang meremang, "Yaelah mana pas gue pingsan ketemu mbak kun kun yang mukanya mirip gue,"
"Gue kebawah dulu," kita semua menoleh kearah bang Eris yang keluar dari ruangan, kita semua ngangguk dan pintu pun tertutup.
"Mau kemana bang Eris?" tanya Hanna, kita semua mengangkat bahu gak tau.
"Nih," ucap Hanna menyodorkan sepiring apel yang udah dipotong-potong.
"Wohhh makasih kakak ipar!"
Hanna melotot dengan muka yang merah padam panik, "E-ehh? Apasih? Hmmm... Sama-sama." gue sama Lano terkekeh.
Hanna, Lano dan gue kembali ngobrol-ngobrol ringan sampe pintu terbuka kasar, kita bertiga menoleh kearah pintu menampilkan para trainee idol--anak kosan maksudnya.
"ASSALAMUALAIKUM!"
"YANG GAK JAWAB DOSA!" ucap bang Tora bersemangat dilanjut bang Bakti.
Bang Sharga sama bang Reyhan dibelakangnya terlihat menggeleng-gelengkan kepala menenteng keranjang buah-buahan.
"Waalaikumsalam," jawab kita bertiga serempak, dan anak kosan mamih masuk ke ruangan mendekat kearah gue.
"Kita cuman bisa ngasih ini doang, diterima ya??" ucap bang Sharga sambil menyodorkan keranjang buah-buahan.
Gue lansung menerimanya dan gue simpen atas laci disebelah kasur, "Makasih bang, maaf ngerepotin."
"Engga kok, sans aja." bales mereka dengan senyuman tipis bikin gue sedikit grogi.
SIAPA YANG GAK GROGI DIJENGUK 4 ORANG COGAN??? TAHAN GUE TAHAN! GAK BOLEH MLEYOT!
"Cepet sembuh ya," ucap bang Reyhan dan lagi mengusap puncak kepala gue, gue mengangguk pelan.
Satu-persatu mengucapkan semoga cepet sembuh ke gue, ANEHNYA... SEMUANYA DIAKHIRI DENGAN ELUSAN DIKEPALA GUE.
Gimana ga deg-degan? LAMAR AKU BANG!
"Eris kemana? Katanya duluan kesini?" tanya bang Bakti menolehkan kepala mencari bang Eris. Anak kossan lain ikutan nyari keberadaan bang Eris.
"Katanya kebawah dulu," jawab gue.
"Ngapain?"
"Gak tau."
Semuanya mengangguk dan duduk di kursi yang ada, yang gak kebagian duduk lansung duduk lesehan diatas karpet.
Drrtttt-drrtttt
Semua mata lansung tertuju ke arah bang Sharga yang baru aja ambil ancang-ancang mau duduk diatas karpet, kalo gue mah pasti ngumpat gitu kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Fiksi RemajaSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...