[32]Perhatian?

413 71 6
                                    

Hai!
Happy reading!

◌●●

"Bang Eris doang?"

"Iya, dan lo tau?" ucap Hanna gue menggelengkan kepala dan lansung mendekat kearah Hanna.

"Bang Eris--"

Ucapan Hanna terpotong karena pintu terbuka kembali menampilkan para cowok yang baru selesai sholat magrib, dan dibelakangnya bang Eris, bang Tora, dan bang Sharga yang sama-sama mukanya udah seger.

"Cepet bukaaaa, sholat gue gak fokus gara-gara wangi kebab." ucap Lano tak sabar diangguki bang Bakti.

Bang Eris menyimpan kreseknya dan membagikan kebabnya udah kaya bagi-bagi nasi bungkus pas bulan puasa.

"Nih, yang sayurnya banyak." ucap bang Eris dan Bang Reyhan mengambilnya.

"Lo semua mau makan disini?" tanya Hanna berkacak pinggang dan menatap semuanya yang bersiap untuk melahap kebab dengan tatapan tajam.

"Emang kenapa yang?" tanya Lano bingung.

Hanna berdecak, "Nanti ruangan Luna bau makanan yaampun, kalian diluar makannya. Gue disini sama Luna, ya Lun?" gue mengangguk setuju.

"Yaudah di taman aja," usul bang Sharga diangguki lagi oleh semuanya.

"Tapi gue pengen sama Hanna..." gumam Lano, Hanna dan gue memutar mata malas melihat Lano yang merajuk, apapun keadaanya pacaran mulu dipikiran Lano.

"Luna juga ikut aja ke taman, ntar kita pinjem kursi roda ke suster." ucap bang Tora, baru gue mau ngangguk bang Eris lansung angkat bicara.

"Diluar anginnya kenceng, Luna dikamar aja. Lo semua di luar biar gak sumpek juga." ucap bang Eris, semuanya mengangguk setuju.

"Terus gue sendiri gitu?" tanya gue gak terima.

Bang Eris menggeleng, "Enggak,"

"Terus?"

"Gue disini." seketika semua diem,

"Gue sendiri aja deh bang." tolak gue menggeleng pelan.

"Lo mau didatangin?" tanya bang Eris memicingkan matanya, ucapan bang Eris sukses membuat gue bungkam.

"Ya mau gimana lagi, Lanonya merajuk pengen pacaran sedangkan pacarnya pengen sama adik pacarnya. Lo gak apa-apa kan Lun sama Eris?" tanya bang Sharga, gue mengangguk pasrah. Daripada gue beneran didatangin, ck lagi-lagi gara-gara Lano yang pengen pacaran.

"Oke, kita diluar ya. Kalo ada apa-apa telpon aja." ucap bang Sharga diangguki gue dan bang Eris.

Gue mendelik kearah Lano yang lansung merangkul Hanna yang juga mendelik kearah Lano, ngeselin banget kaya seneng gitu gue terperangkap sama bang Eris.

"Katanya kalo berdua yang ketiganya setan." celetuk bang Tora melenggang ke luar dengan santai.

"Bang ihhh..." gumam gue kearah bang Eris.

"Gak ada setan, kalo ada juga udah takut duluan sama lo," balas bang Eris santai menutup pintu ruang rawat dan duduk dikursi yang tadi diduduki Hanna.

Kosan Kanjeng MamihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang