[30]Rumah Sakit

451 68 3
                                    

Haiiiii!
Happy reading!

◌●●◌

Gelap, dan dingin.

Kata yang cocok buat tempat ini.

Nengok kanan kiri depan belakang sama aja, gelap. Dimana gue? Masa sih...

"GAK MUNGKIN! GUE BELUM KETEMU JODOH! GUE BELUM BANGGAIN MAMIH PAPIH! BELUM WAKTUNYA GUE PINDAH ALAM!" pekik gue cemas sambil ngayun-ngayunin tangan berusaha menggapai sesuatu.

Gue berusaha jalan ditempat yang gak tau ini ada dimana, dan dialam mana. Sampai akhirnya, ada yang nangkep tangan gue dan di genggam, gue yang gak mau lepas lansung narik diri biar lebih deket sama sesuatu yang nagkap tangan gue.

Saat gue narik diri gue, dan sekitar gue pun berubah menjadi terang. Gue menyipitkan mata karena ini terang banget, gue mengedarkan pandangan sekitar yang berubah menjadi putih.

"Wahhh beneran mirip yaaa," gue menoleh kearah depan gue saat mendengar suara antusias.

Gue melotot, "Siapa lo?"

"Emm, gak seru kalo lo tau." jawabnya sambil tersenyum jahil.

Gue memandang aneh kehadapan cewek yang lebih tinggi dari gue, daritadi senyum tanpa mau lepas genggaman tangannya dari gue.

"Beneran mirip loh!" ucapnya lagi sambil goyang-goyangin tangan gue.

"Apanya?"

"Kita!" gue menaikan alis sebelah dan memerhatikan muka cewek dihadapan gue dengan seksama, iya mirip.

Yang beda cuman dia idungnya mancung, matanya agak sipit, ada tahi lalatnya di pipi kanan, senyumnya yang tipis tapi manis, dan rambutnya berwarna lebih terang dari rambut gue yang warna hitam pekat kaya iklan sampoo.

"Lo siapa sih?" tanya gue lagi.

"Luna!" pertanyaan gue diabaikan dengan dia yang tiba-tiba megang kedua pundak gue.

"Apa?"

"Jagain dia buat gue ya, ntar lo pasti tau siapa gue." ucapnya dengan tatapan yang tegas namun teduh.

"Dia siapa?" setelah gue tanya itu, tubuh cewek didepan gue perlahan-lahan memudar.

"Wahhh udah waktunya," gumam cewek itu sambil liatin telapak tangannya yang semakin hilang.

"Kalo gitu gue pamit ya!" ucap cewek itu sambil tersenyum sampai matanya keliatan ngegaris doang, gue melotot pas si cewek melayang didepan gue.

"HEH! WOY TUNGGU!" pekik gue lari menghampiri cewek itu dan disambut cahaya yang lebih terang daripada warna putih, gue menutup mata saking terangnya bikin mata gue sakit.








"HAH! Hah...hah..."

Gue tersentak dan membuka mata gue cepat melihat langit-langit sebuah ruangan dengan nafas yang terengah-engah.

Sesudah nafas gue kembali normal, gue mengedarkan pandangan dengan lirikan mata gue, kayanya gue di rumah sakit pas liat ada tabung gas oksigen diujung ruangan.

Kosan Kanjeng MamihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang