Happy reading!!
◌●●◌
Luna memegang perutnya yang sejak tadi bersuara tak karuan, meraung-raung demo didalam. Ia menyebut dirinya bodoh, sangat bodoh. Mengapa ia harus sarapan seblak sebelum perjalanan dimulai?
Ini yang terjadi atas ulah so jagonya, perutnya terasa melilit, ditambah ini masa datang bulannya dan lebih parahnya jalanan sangat amat macet membuat banyak kendaraan tak bergerak sama sekali.
Kesialannya datang dan menyerangnya secara bertubi-tubi, tak apa, ia memang pantas mendapatkannya.
"Ma-masih jauh?"
Eris melihat kondisi kekasihnya itu jadi ikut merasa sakit, tangannya mengelus kepala Luna yang terbalut kupluk berwarna orange dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang stir mobil.
"Bentar lagi, siapa yang suruh kamu sarapan seblak coba?" dumelnya pelan sambil menyeka dahi Luna yang terus mengeluarkan keringat dingin.
"Eugh, aku gak tau kalo bakal semules ini, padahal pedesnya dikit banget. Alay banget." Luna memukul perutnya kesal.
"Heh!" cegah Eris menarik tangan Luna, "Tidur aja ya?"
Luna mengangguk dan memejamkan mata setelah Eris memberikan jaket miliknya, gadis itu membiarkan tangannya digenggam oleh Eris disepanjang perjalanan. Ditambah tangan Eris yang hangat membuat Luna nyaman.
Eris menghela nafas saat melihat Luna benar-benar tertidur dan melirik penumpang belakang lewat cermin dimobil, terdapat Lano, Hanna dan Rara yang sama-sama tertidur saling menyenderkan kepala pada pundak satu sama lain.
Dibagian paling belakang, ada tamu tak diundang duduk bersama Bakti dan Reyhan, yaitu Dean. Begitulah Eris menyebutnya. Reyhan dan Bakti tertidur, namun tidak dengan Dean yang malah balik menatap Eris dari kaca.
Eris tersenyum tipis dan sengaja mengangkat tangan Luna yang sedari tadi ia genggam dan menciumnya lembut, Dean tersentak pelan dan mengalihkan pandangan, menutup wajahnya dengan topi yang ia pakai.
Lelaki itu bersorak senang didalam hati, tidak buruk juga satu mobil dengannya.
Tok tok!!
Eris menengok pada suara ketukan dikaca mobil, itu Tora dan Sharga yang mengendarai sepeda motor disebelahnya.
"Maju om, gak sopan uwu di depan orang yang lagi tidur. Depan ada pom bensin, berhenti dulu disana."
Walau tak terdengar, Eris bisa membaca gerakan mulut Tora yang mengerucut jengkel, Eris tak menjawab dan lansung melajukan mobilnya saat jalanan sudah mulai lenggang.
Sampainya di pom bensin, tak butuh mengeluarkan tenaga untuk membangunkan para penumpang, mereka lansung terbangun dengan sendirinya saat sampai parkiran. Tapi khusus Luna, Eris akan membangunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Teen FictionSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...