[38]Crazy Couple

471 62 2
                                    

HAI!
Happy reading!

◌●●

Drap drap!

Gue udah firasat apa yang bakal terjadi selanjutnya memilih gak memperdulikan derap langkah Hanna yang menghampiri gue.

"Kenapa lo cabut hukumannya sih?!"

Tuh kan.

Gue menoleh dan menaikkann alis.

Hanna datang-datang ke bangku penonton lansung misuh-misuh gak jelas didepan gue yang lagi menikmati permainan bola voli dan tentunya menikmati pemandangan COGAN yang basah kuyup keringetan.

Ganggu aja.

"Cabut hukuman siapa?" tanya gue menopang dagu gue kembali melihat seorang cowok yang memantul-mantulkan bola voli sebelum melakukan servis.

"Merekalah!" ucap Hanna menunjuk kearah bangku penonton paling depan.

Gue melirik malas melihat dua orang yang lagi bercengkrama dibangku penonton palong depan, terlihat lagi berseteru karena ceweknya masang muka marah ditambah cowoknya yang juga keliatan marah.

Gak lama setelah marah-marah, mereka berdua lansung akur gitu aja. Buktinya sekarang lagi nebar keuwuan dan ketawa-ketawa. Gila.

"Biarlah, mereka berdua udah bahagia dengan dunianya. Dua-duanya punya hobi yang sama, yaitu obsesi dan ketidakwarasan. Pasangan gila, cocok sekali." ucap gue menaikkan bahu gak peduli.

Hanna menggelengkan kepalanya cepat, "Lo mikir ga sih? Mereka berdua tuh yang bikin lo cedera Luna! Si Oliv sama si Gavin tuh mencoba bikin lo terluka dengan kata lain sama aja mereka merencanakan pembunuhan!" ucap Hanna dengan suara tinggi dan nafasnya berburu karena marah.

Gue menghela nafas, padahal mah gue udah pengen lupain apa yang mereka berdua lakuin ke gue waktu itu. Bahkan mereka lagi ketawa-ketawa, kek gak ngerasa bersalah.

"Udah Hanna, gue gak apa-apa kok. Yang penting mereka berdua udah gak ganggu gue dan orang-orang sekitar gue,"

"Tapi gue tetep gak terima!" seru Hanna keukeuh. Gue menarik Hanna duduk disebelah gue, Lano lagi di toilet btw kalo nyariin.

"Lo yang gak terima kan? Gue mah udah terima keadaan aja, yang penting kak Oliv juga udah gak ngusik mas crush lagi." ucap gue menarik ujung bibir dan mengalihkan pandangan kearah bang Eris yang lagi mengelap keringatnya menggunakan kaos putihnya yang terlihat mulai menerawang karena kebanyakan keringat.

Terlihat jorok namun berdamage.

Apapun berdamage bagi orang kasmaran mah, sampe ngupil pun berdamage. Yakin gue mah.

"Emmmm ganteng banget, tapi gak peka." gumam gue gemas sambil mengulum senyum.

Hanna memutar matanya males, "Kasian banget... Turut prihatin,"

Gue gak membalas ucapan Hanna, karena gue gak butuh kasian. Rasa kasian orang gak bakal bikin bang Eris jadi jodoh gue yakan? Hehe.

"Kaki lo gimana?" tanya Hanna.

"Sungguh keajaiban, sebelum kesini, gue konsultasi lagi. Kata dokter, retaknya udah mulai sembuh!" ucap gue berseri-seri, Hanna menganggukkan kepala. "Konsultasi sama siapa lo?"

Kosan Kanjeng MamihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang