10| Tamparan Rion

753 72 4
                                    

Assalamu'alaikum 👋

Akhirnya bisa up lagi

Terimakasih buat yang udah nyempetin baca ❤️ semoga betah ya

Lanjut baca yuk

Bismillah 👇

"Kesalahan terberat dalam hidupku bukan hanya sekedar melihat air mata itu jatuh, tapi karena luka itu kembali tertoreh oleh orang yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kesalahan terberat dalam hidupku bukan hanya sekedar melihat air mata itu jatuh, tapi karena luka itu kembali tertoreh oleh orang yang sama."

-Addar Zayn Quthni-

...

Suasana di jam itu sudah mulai ramai. Beberapa orang dari penghuni tempat menuntut ilmu sudah terlihat berdatangan. Mereka terlihat memenuhi tiap sudut kantin yang menjadi tujuan utama setelah berkutat dengan mata kuliah yang membuat kepala pening.

Tak jarang para mahasiswa menghabiskan beberapa menit berharganya untuk sekedar bertegur sapa dengan teman, mendiskusikan beberapa materi yang belum tercerna, bahkan hanya mengobrol perihal hati yang tak kunjung menemukan tempat labuhnya.

Seperti yang dilakukan oleh laki-laki yang sudah beberapa menit lalu menjadi bagian dari salah satu pengunjung kantin fakultas. Tangannya masih sibuk bermain dengan pensil dan kertas putih, mencoretnya dengan penuh keterampilan, sehingga menghasilkan sebuah lukisan yang begitu indah. Lukisan seorang perempuan berhijab panjang tengah tersenyum lebar dengan posisi menunduk.

"Widih, tumben-tumbenan qari' pesantren nongol jam segini? Biasanya masih ngaret di kelas. Lagi gabut lo?" celoteh Rion dengan minuman di tangannya.

Mengetahui kedatangan seseorang, Zay menoleh. "Eh, Yon," sapanya tetap memainkan pensilnya.

"Gambar apa tuh?" Rion mengambil kertas yang ada di tangan Zay kemudian mengamatinya. "Wah ... wah ... gabutnya seorang Zay itu bermakna juga. Nih gambar kalau dijual pasti banyak yang minat, Bro."

"Milik pribadi! Tidak diperjualbelikan," sungut Zay mengambil kembali hasil gambaran tangannya.

"Yaelah. Gua bercanda kali. Mana mungkin sih seorang Zay ngejual lukisan wajah istrinya? Bisa dapat banyak saingan dong," canda Rion tak bisa membaca kegalauan yang diderita sahabatnya.

Mendengar kata 'istri', Zay teringat ucapannya terhadap Bunga pagi tadi. Hal itu sukses menambah tingkat badmood-nya.

Rion yang sudah mengambil tempat duduk di depan Zay, memperhatikan wajah itu dengan seksama. Mengetahui ada yang tidak beres dari ekspresi wajahnya, Rion mencoba bertanya.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang