9| Ada Luka Hari Ini

897 75 19
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Tidak menolak bukan berarti menerima sepenuhnya. Kadang, seseorang punya alasan tersendiri kenapa dia masih ingin bertahan meskipun hatinya terus saja berontak."

-Syaqila Bunga Amara-

...

🐳

Pagi ini adalah hari kesekian kali menjadi sepasang suami istri bagi Zay dan juga Bunga. Mereka yang pergi ke kampus bersama kemudian nanti berpisah di depan gerbang ataupun di parkiran karena fakultas yang tidak sama. Namun, hari ini sedikit berbeda. Padahal sudah lima menit yang lalu mereka sampai, tapi Bunga belum juga diperbolehkan turun oleh laki-laki di sampingnya.

"Tadi katanya mau ngomong sesuatu? Kalau gitu, sekarang aja ngomongnya, Zay," pinta Bunga pada laki-laki yang masih diam itu.

"Zay, enam menit lagi aku masuk. Kalau belum bisa ngomong sekarang, nanti pulang kuliah bisa, kan?" sambung Bunga lagi, kali ini dengan tangan yang sudah melepas seat belt.

"Sebentar, Bun," beo Zay akhirnya. "Gue mau nanya satu hal sama lo."

"Apa?"

Zay menarik napasnya sebentar, kemudian siap untuk mengatakan sesuatu yang sempat mengganggu pikirannya dari kemarin.

"Lo ... bahagia nggak sama pernikahan ini?"

Bunga menautkan kedua alisnya. Pertanyaan Zay yang tiba-tiba itu berhasil membuatnya bingung. "Maksudnya?"

Zay tahu jika Bunga tidak akan langsung paham dengan ucapannya. Maka dari itu, ia menolehkan kepalanya ke samping dan siap menjelaskan semuanya.

"Kita sama-sama tau, pernikahan ini terjadi karena keinginan kedua orang tua kita. Gue juga tau, lo benci sama gue karena gue pernah buat lo dihukum waktu itu," ungkap Zay terlihat serius. "Sekarang, gue mau tau pendapat lo kayak gimana? Alasan lo nerima perjodohan ini kenapa?"

"Apa aku harus menjawabnya?"

Zay langsung mengangguk. "Harus, Bun. Karena ini demi kebaikan kita berdua. Kalau lo nggak bahagia dengan pernikahan ini, gue akan cari alasan untuk kita bisa lepas dari semuanya. Lo bisa cari kebahagiaan lo sendiri, dan gue juga bisa capai impian gue. Dan kita bisa bahagia dengan pilihan kita masing-masing."

Lepas? Otak Bunga segera bekerja mencari makna dari kata itu. Setelah menemukannya, raut wajahnya seketika berubah.

"Maksud kamu ... kita pisah?" tanya Bunga berharap bukan itu yang Zay maksud. Sayangnya, anggukan kepala dari laki-laki itu sukses meruntuhkan harapan yang sempat ia bangun setelah memutuskan untuk memilih Zay menjadi pasangan hidupnya.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang