🏅JUARA 2 WRITHON WITH CWBP🏅
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]
"Kamu adalah dosaku di masa lalu dan surgaku di masa depan." -Zawjaty-
Blurb:
Siapa sangka, kehidupan Zay semula baik-baik saja, tiba-tiba berubah setelah kejadian hari itu. Ia yang masih bisa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku seperti ini karena sebuah ketakutan. Rasa yang seolah mengatakan kalau kamu akan pergi dariku, dan aku tidak mau itu terjadi."
-Addar Zayn Quthni-
...
🐳
"Gimana kondisinya, Kak?"
Wanita berjas putih itu tersenyum manis. Setelah memeriksa perempuan di depannya, dia langsung menyuruh laki-laki yang sudah terlihat panik sejak tadi untuk ikut ke ruangannya.
"Dia nggak papa kok. Cuma gejala datang bulan. Ini sudah wajar, Zay. Biasanya, wanita akan merasakan sakit terutama di hari pertamanya."
"Syukurlah," ujarnya menghela napas lega. Dia menyalahkan sikapnya yang sedikit berlebihan tadi.
"Kak, apa di rahimnya belum ada apa-apa?"
Dokter muda tadi mengerutkan keningnya bingung. "Maksud kamu?"
"Ya, Kak Ina tahulah maksudnya apa."
Wanita yang bernama Reina itu menggeleng pelan seraya tertawa kecil. Dia baru menyadari maksud dari pertanyaan Zay barusan. Anak dari pamannya itu ternyata sudah bisa berpikir dewasa. Reina paham betul bagaimana laki-laki di depannya ini. Mereka sudah seperti saudara, hanya saja Reina lebih dewasa daripada dia.
Reina adalah salah satu dari kesekian keluarga Zay yang menjadi dokter. Saat ini Reina sudah menikah dengan seorang pengusaha, dan kini dia menjadi dokter kandungan di salah satu rumah sakit besar milik mertuanya.
"Ternyata kamu sudah besar ya, Zay."
"Aku nanya serius, Kak. Bunga nggak beneran hamil?"
Reina memperbaiki posisi duduknya agar bisa menatap wajah Zay dengan jelas. Adiknya itu kini benar-benar sudah dewasa, tapi wajahnya masih saja tampan dan menggemaskan. Apalagi saat sedang serius seperti saat ini.
"Kak? Dijawab dong. Penasaran nih," pinta Zay tidak sabaran.
"Sekarang Kakak tanya sama kamu. Apa pohon bisa berbuah tanpa ditanam terlebih dahulu?"
Zay menggeleng cepat, dia sedikit bingung dengan pertanyaan tadi. Kenapajadibahaspohon?
"Kok diem?"
"Ya nggak bisalah, Kak."
"Itu kan tahu," balas Reina tersenyum membuat Zay semakin bingung. "Sekarang Kakak tanya lagi. Kamu udah nanam belum?"