33| Satu Kemajuan

474 46 5
                                    

"Tinggal sebentar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tinggal sebentar lagi. Aku mohon, tetaplah bertahan."

-Addar Zayn Quthni-

...

🐳

Jalanan yang biasa penuh dengan kendaraan beragam bentuk, kini terlihat lebih sedikit. Berkat hujan kemarin sore, udara pagi ini terasa lebih segar. Bahkan saking segarnya, membuat kepala perempuan jelita itu tidak pernah berpaling. Tatapannya masih istiqomah pada jalan dan gedung-gedung besar di sampingnya.

Bukan hanya itu, ia sengaja tidak menoleh ke arah laki-laki yang sedang menyetir di sisi yang lain agar pipinya tidak kembali panas. Entah angin darimana, tiba-tiba pikirannya kembali mengingat kejadian semalam. Saat seorang wanita datang dan membuat moodnya berantakan.

Tadi malam ...

"Permisi." Suara ketukan pintu dari luar membuat Melin yang sedang sibuk membuat bubur terpaksa berjalan keluar.

"Maaf, cari siapa, ya?"

"Assalamualaikum, Tante," sapa wanita yang berpakaian modis dengan jilbab yang hanya dililitkan ke leher.

"Wa'alaikumussalam. Mau cari siapa, Nak?" tanya Melin begitu ramah.

"Saya Naina, Tan. Saya teman kampusnya Zayn," jelas wanita tadi dengan ekspresi ceria.

Melin hanya mengangguk paham. "Masuk dulu, Naina."

"Terima kasih, Tan."

Setelah dipersilahkan duduk, wanita yang bernama Naina itu langsung mengedarkan pandangannya. Mencari sosok yang menjadi alasan utamanya datang ke rumah ini.

Sedangkan di dapur, Bunga yang tengah membantu bibi memasak sedikit terkejut dengan kedatangan Melin yang menyuruhnya ke ruang tamu.

"Sayang, Umi minta tolong ya. Temenin tamu di depan. Umi mau ke kamar mandi dulu."

Bunga menoleh sebentar ke ruang tamu. Kedua matanya lantas menyipit ketika memperhatikan seorang wanita di ruangan itu tengah tersenyum lebar.

"Itu siapa, Mi?"

"Katanya, teman kampusnya Zay," jawab Melin menyerahkan teh di tangannya dan langsung pergi ke kamar mandi.

Bunga masih mengamati wanita itu dari arah dapur. "Apa sebaiknya aku kasih tahu Zay ya, Bi?" tanya Bunga ragu. Ia berpikir, mungkin wanita itu ada urusan penting dengan Zay.

Asisten rumah tangga itu menggeleng cepat. "Jangan, Non! Nanti temannya itu nggak mau pulang."

"Nggak mau pulang?" ulang Bunga belum paham.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang