"Setiap luka pasti akan menemukan obatnya sendiri."
-Nandar Rion-
...
🐳
"Lihat apa sih?" tanya Zay saat Bunga belum juga mengalihkan perhatiannya. Karena penasaran, Zay akhirnya membalikkan setengah badannya untuk melihat sesuatu yang Bunga lihat.
Kedua matanya menyipit sebentar kemudian perlahan melebar setelah menangkap wajah seseorang sedang berjalan ke arah mereka.
Dahlia?
"Hai, Bunga," sapa Aliya mencoba tersenyum ketika ia sudah hampir sampai di meja kedua pasangan itu. "Kebetulan ya, kita ketemu di sini."
Bunga mengulum senyumnya lebar. "Aliya. Kamu ke sini sama siapa? Mau belanja juga?"
Aliya mengangguk pelan. Senyum tipis langsung menghiasi wajahnya yang halus saat mendengar pertanyaan dari Bunga. "Aku ke sini sendirian. Mau belanja juga," jawabnya.
"Hariz nggak ikut?" tanya Bunga lagi. Biasanya laki-laki itu selalu bersama Aliya.
Tanpa Bunga sadari, pertanyaannya tadi membuat laki-laki di depannya mengepalkan tangannya di sisi samping tubuhnya. Mendengar nama Hariz membuat emosi Zay tersulut.
"Hariz lagi ada urusan di kampus," jelas Aliya. "Kamu ke sini belanja juga? Sama siapa?"
"Itu, sama Zay." Bunga menunjuk ke arah laki-laki yang sedang berpura-pura sibuk dengan ponselnya.
"Zay, ini Aliya. Wanita yang pernah ke rumah sama Hariz. Yang nyariin kamu waktu itu," terang Bunga mengingat kedatangan Hariz bersama Aliya ke rumahnya tempo hari.
Mendengar perkataan Bunga, Zay langsung menegakkan kepalanya. Pandangannya sempat tertuju pada wanita yang sedang berdiri di samping Bunga, namun segera ia alihkan saat Aliya juga menatap ke arahnya.
Aku bersyukur bisa ketemu kamu lagi, Dar. Meskipun dalam kenyataan yang menyakitkan, bisik wanita itu dalam hatinya.
"Oh iya Al, duduk dulu yuk," suruh Bunga menepuk kursi kosong di sampingnya.
Zay yang mengetahui hal itu langsung menautkan alisnya. Apa maksud Bunga mengajak Aliya duduk bersama?
Melihat raut wajah Zay yang tidak menginginkan kehadirannya di sana, Aliya langsung menggeleng cepat. "Nggak usah, Nga. Aku mau langsung ke atas aja. Takut ganggu kalian juga," alibinya membuat Bunga tidak ingin memaksa lagi.
"Ya sudah, kamu hati-hati ya. Lain kali main lagi ke rumah."
Kepala Aliya mengangguk cepat. "Insya Allah. Aku pergi dulu ya," pamitnya melenggang ke depan, meninggalkan kedua pasangan itu dengan berbagai perasaan yang bercampur aduk. Antara marah, kesal, sesak, kecewa dan sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zawjaty [NEW VERSION]
Spiritual🏅JUARA 2 WRITHON WITH CWBP🏅 [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Kamu adalah dosaku di masa lalu dan surgaku di masa depan." -Zawjaty- Blurb: Siapa sangka, kehidupan Zay semula baik-baik saja, tiba-tiba berubah setelah kejadian hari itu. Ia yang masih bisa...