26| Dia Sudah Kembali

493 45 1
                                    

"Dia yang jaraknya jauh, meskipun sangat cinta akan terganti dengan dia yang selalu bersama, meski belum ada rasa apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia yang jaraknya jauh, meskipun sangat cinta akan terganti dengan dia yang selalu bersama, meski belum ada rasa apa-apa."

-Addar Zayn Quthni-
...

🐳

"Kapan mau berangkat? Setengah jam lagi kelas mulai, Zay," beritahu Bunga sembari melihat laki-laki yang masih mematung di depannya.

Zay kembali terdengar mengeluarkan napasnya kasar. Sejak tadi dia belum beranjak dari tempatnya. Dengan pakaian yang sudah rapi, seharusnya dia sudah pergi sejak tadi.

"Lo yakin gak papa gue tinggal?" tanya Zay masih khawatir.

Bunga mengangguk cepat. Ini sudah kesekian kalinya Zay menanyakan hal yang sama. Mulai subuh tadi dia sudah memberitahu Zay kalau dia izin tidak masuk karena badannya masih terasa sakit.

Ia berniat jny istirahat hari ini. Hal itulah yang membuat Zay belum bisa pergi ke kampus. Padahal Bunga sudah menyuruhnya dari satu jam yang lalu.

"Aku nggak apa-apa, Zay. Aku cuma mau istirahat," tutur Bunga tersenyum. Berharap kekhawatiran itu bisa menghilang dari wajah suaminya.

"Lo beneran nggak sakit gara-gara rujak malam itu 'kan?"

"Enggak, Zay. Aku memang udah biasa kayak gini. "

"Syukurlah. Gue kira lo beneran sakit gara-gara itu," desahnya. "Kalau kayak gitu, kan, kesannya gue balas dendam sama lo."

Bunga yang mendengarnya kembali tersenyum. "Aku nggak pernah mikir kayak gitu," jelasnya memilih untuk bangun dari tempatnya. Tidak lama setelahnya, ia juga meraih tangan Zay dan mengelusnya. Pemiliknya pun langsung menoleh.

"Aku baik-baik aja, Zay. Di sini, kan ada Umi yang nemenin. Sekarang kamu berangkat, ya," suruh Bunga lagi.

Zay tidak bergeming. Meskipun sudah sepuluh kali mengatakan tidak apa-apa, tapi tetap saja, laki-laki itu merasa sangat berat untuk meninggalkan Bunga dalam keadaan seperti itu. Harusnya dia senang, karena Bunga tidak bertemu dengan Hariz hari ini.

"Ya, udah, gue berangkat sekarang. Tapi lo harus janji, kalau ada apa-apa telpon gue."

Bunga mengangguk cepat, "Iya, janji."

"Assalamu'alaikum," pamit Zay mencium pucuk rambut istrinya yang tertutup hijab.

"Wa'alaikumussalam. Hati-hati, jangan ngebut."

Bunga memandang punggung Zay yang sudah menghilang di balik pintu. Helaan napasnya terdengar lebih ringan dari sebelumnya. Akhirnya, laki-laki itu pergi juga setelah Bunga meminta kesekian kali.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang