30| Selesai

518 49 3
                                    

"Seharusnya, sejak awal kamu bilang kalau semua perhatian itu hanya bayangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seharusnya, sejak awal kamu bilang kalau semua perhatian itu hanya bayangan. Dengan begitu, aku tidak terlalu berharap kamu akan datang sesuai janjimu waktu itu."

-Dahlia Hafidza-

...

🐳

Semilir angin merambat melewati celah hijabnya, terasa begitu segar untuk waktu yang terbilang masih sangat pagi. Suasana hening nan sepi masih mendominasi tempat yang tengah dia datangi sejak puluhan menit yang lalu.

Ketika sampai kampus, kakinya memilih berjalan ke tempat ini. Tempat dimana ia biasa menghilangkan segala keresahan hatinya. Seperti sekarang, ia tengah duduk di salah satu bangku panjang yang sudah tersedia di sana sembari menatap jauh ke arah gedung yang belum berpenghuni.

Perasaannya masih berantakan. Pikirannya masih runyam. Terlebih mengingat masalah yang baru saja bertamu dalam kisah pernikahannya. Untuk beberapa kali, ia mencoba memasukkan udara segar ke paru-parunya yang masih terasa sesak. Sesak dengan kenyataan yang sangat sulit untuk dijalani.

Masihkah bisa bertahan jika sama-sama tidak saling memedulikan? Mungkinkah sanggup berjalan bersama, jika salah satu tangan tidak ingin digenggam?

"Aku juga nggak tahu," lirih Bunga mencoba menjawab pertanyaan hatinya seraya menggeleng pelan.

Untuk saat ini, ia memilih menutup wajah dengan kedua tangannya. Perempuan bergamis biru langit itu terdiam dalam kebingungannya. Sebenarnya ia sudah sangat lelah, namun ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa pergi. Dan Bunga tidak tahu apa itu.

"Langit, aku ingin pergi, tapi kenapa jalannya terasa buntu?" Bunga menatap hamparan semesta di depannya.

"Mari aku antar kemanapun kamu mau," beo seseorang membuat pandangannya meliar demi mencari pemilik suara.

"Jangan mencari terlalu jauh, aku ada di sini. Aku nggak pernah kemana-mana. Selalu ada di samping kamu," katanya lagi.

Kedua alis Bunga bertaut setelah melihat pemilik suara itu. "Rion?" panggilnya pelan.

Rion tersenyum. "Assalamu'alaikum, Bunga," sapanya terkekeh kecil, kemudian mengambil tempat di sebelah Bunga.

"Wa'alaikumussalam."

"Lo lagi mikirin apa? Tadi gue sempet denger kalau lo mau pergi. Mau kemana?"

"Kamu nguping, ya?" tebak Bunga menampilkan senyum tipis.

Lagi-lagi Rion terkekeh. Ia mengira perempuan di sampingnya itu akan marah atau bagaimana. Ternyata tidak.

"Dikit sih," jawabnya cepat. "Btw, kalimat gue tadi itu jangan ambil perasaan, ya. Itu adalah potongan kalimat yang gue kutip dari diary-nya Zay."

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang