24| Pupus

442 46 0
                                    

"Ada beberapa hal yang perlu kita ingat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada beberapa hal yang perlu kita ingat. Salah satunya adalah, berharap memiliki tanpa izin dari pemilik-Nya adalah sebuah kekecewaan."

-Muzaffar Hariz Akbar-

...

🐳

Dering telepon memecahkan keheningan yang sejak tadi tercipta di antara mereka. Dua perempuan dan seorang laki-laki terlihat sangat fokus pada tumpukan kertas di atas meja dan tugas masing-masing. Mengetahui ada panggilan masuk, Winda segera meminta izin untuk mengangkat telpon. Dua manusia yang masih sibuk dengan catatannya langsung mengangguk.

Kepergian Winda membuat suasana semakin canggung. Tidak ada kalimat yang terucap antara laki-laki dan perempuan yang duduk berhadapan itu. Hariz melirik Bunga yang tengah khusuk dengan laptopnya kemudian menggumamkan sesuatu. Wajah teduh milik Bunga menimbulkan getaran di hatinya. Namun, tidak lama kemudian, pandangan itu segera dia alihkan.

Belum saatnya, Riz. Ia memperingati diri sendiri.

Deni menghilangkan segala perasaan tak karuan yang sejak tadi mengganggunya, laki-laki berbaju hitam dengan lengan terlipat itu segera mencari cara. Hariz mengulum senyum sebelum akhirnya menjalankan ide yang sudah ada di kepalanya.

"Aku pesan minum dulu, ya," ucapnya beranjak.

Bunga menoleh sebentar kemudian mengangguk. Ia tidak berniat untuk merepotkan laki-laki itu, hanya saja Bunga tidak nyaman jika duduk berdua dengan Hariz.

Hari ini jadwal kuliah siang. Untuk mengisi kekosongan waktu, Winda mengajaknya diskusi bareng di sebuah kafe yang jaraknya tak jauh dari kampus. Hariz yang kebetulan sudah ada di sana diminta bergabung oleh Winda. Karena tidak ada kelas pagi ini, Hariz langsung mengiyakan.

Bunga melepas pulpennya sebentar dan beralih mengambil handphone di dalam tas. Tangannya mengecek notifikasi di sana, tidak ada balasan dari Zay. Sejak pagi tadi, dia sudah berangkat lebih awal dan Bunga belum mengatakan keberadaannya sekarang. Makanya, dia mengirim pesan singkat untuk memberi tahu Zay sekalian meminta izin, tapi laki-laki belum membalasnya sampai saat ini.

"Mungkin dia masih kuliah." Bunga beropini. Setelah meletakkan benda pipih itu, dia melanjutkan kegiatannya.

Beberapa menit kemudian, Hariz sudah datang dengan nampan berisi dua gelas es teh dan jus alpukat, lengkap dengan camilannya. Padahal, pesanan mereka bisa diantar oleh waiters tanpa harus dia yang mengambilnya. Bunga hanya tidak tahu kalau Hariz melakukan semua itu agar jantungnya kembali normal. Berdua dengan Bunga membuat jantungnya sedikit bermasalah.

"Winda belum balik, ya?" tanya Hariz yang sudah duduk.

"Iya."

"Diminum dulu, Bunga. Tugasnya bisa ditinggal sebentar." Hariz meletakkan minuman itu di depan Bunga. "Deadline masih lama, kan?"

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang