23| Usaha

484 48 1
                                    

"Aku akan coba menjadi yang terbaik buat kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan coba menjadi yang terbaik buat kamu. Agar kamu tidak beranjak meskipun yang terindah datang dengan kebahagiaan yang berbeda."

-Addar Zayn Quthni-

...

🐳

"Gue mau ketemu lo sekarang!"

"Serius lo? Malam-malam gini?" beo seseorang di ujung telpon.

"Pokoknya gue nggak mau tau. Gue tunggu di tempat biasa," putus Zay mengakhiri panggilannya sepihak. Dia tidak peduli umpatan dari orang yang baru saja diteleponnya.

Berhubung belum ada seseorang di kamarnya, Zay langsung meraih jaket kulit dan kunci mobil di atas nakas kemudian bergegas keluar. Setelah turun tangga, kedua matanya menyapu sekitar. Tidak ada bayangan Bunga di sana. Pasti dia tengah bercerita bersama uminya di teras belakang.

Sebelum menyalakan mobilnya, Zay merogoh android di kantong celana, kemudian mengetik sesuatu di sana. Sebuah pesan singkat yang langsung dikirim ke salah satu kontak yang wajib dia hubungi setiap waktu. Siapa lagi kalau bukan Bunga. Dia tidak akan pernah tenang ketika bepergian tanpa memberi tahu istrinya terlebih dahulu. Entah sejak kapan perasaan itu muncul, Zay tidak tahu.

Zay meletakkan kembali ponsel tersebut di kursi sebelah dan segera melajukan mobilnya keluar rumah. Jalanan malam itu sangat ramai. Kerlap-kerlip lampu sana-sini membuat suasana kota semakin indah.

Zay menyapu sekitar saat mobilnya dilanda kemacetan. Di setiap sudut taman di sebrang jalan sudah dipenuhi oleh muda-mudi yang sedang menghabiskan waktunya bersama. Ada yang makan bakso berdua, jalan bergandengan tangan, dan beragam pemandangan lainnya.

Sembari mengetuk setir mobinya perlahan sembari memikirkan sesuatu. Kalau saja dia bisa menikmati indahnya pemandangan taman di malam hari bersama Bunga, pasti sangat menyenangkan. Khayalannya buyar ketika suara klakson mobil di belakang menyuruh Zay untuk menjalankan mobilnya.

Sesuai perjanjian, dia akan bertemu Rion di kafe yang biasa mereka kunjungi. Dari depan pintu masuk, sosok Rion yang berbaju biru langit dan celana selutut tengah bersandar di atas motornya, lengkap dengan wajah yang dibuat sekesal mungkin.

"Lama banget lo kayak siput," ocehnya ke arah Zay yang sedang berjalan mendekatinya.

"Macet tadi!" Zay melangkah mendahului Rion.

Keduanya memilih duduk di sudut ruangan bercat hijau agar bisa melihat pemandangan dari luar jendela. Setelah memesan beberapa minuman dan makanan ringan, keduanya diam sebentar sembari menunggu pesanan datang. Lima menit berselang, seorang waiters laki-laki datang dengan membawa pesanan mereka.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang