"Salah satu bukti keseriusan seorang laki-laki adalah ketika dia memilih untuk melepas sesuatu yang mungkin berharga dalam hidupnya, demi menjaga hati perempuan yang dicintainya."
-Syaqila Bunga Amara-
***
🐳
"Maksud kamu?" Wanita itu masih mencari makna dari ungkapan Zay tadi.
"Karena hanya kematian yang bisa pisahin gue sama Bunga. Itu pun kalau doa gue kembali nyatuin lagi di surganya." jawab Zay mantap dan tersenyum.
"Lo paham, kan, sekarang?" Wanita itu masih diam. "Gue pamit, Lia. Gue yakin lo pasti ketemu laki-laki yang lebih baik dari gue. Assalamu'alaikum."
Zay melangkahkan kakinya setelah mengucapkan salam. Tanpa berbalik ataupun melihat wanita tadi. Laki-laki itu tidak tahu, ada luka yang baru saja ia lukis di sana.
"Kamu jahat, Dar," lirih wanita itu menatap nanar punggung laki-laki yang perlahan hilang di balik tembok. Derai air matanya kian jatuh membasahi pipinya yang halus, bersamaan dengan luka yang baru saja tergores sempurna.
Di tempat yang masih sama, Zay terduduk lemas di dalam mobilnya. Untuk kali ini ia benar-benar merasa bersalah. Laki-laki itu merasa seperti penjahat yang dengan tega membuat air mata perempuan jatuh untuk kesekian kalinya.
"Maafin keegoisan ini, Lia. Mungkin gue udah salah bikin lo terluka, tapi semua itu ngga sebesar dosa gue nyakitin istri gue sendiri."
"Gue nggak tahu, neraka mana yang cocok buat gue, kalau sampai Bunga menangis lagi gara-gara ulah gue." Zay masih berbicara dengan dirinya.
Mobilnya ia jalankan setelah lumayan lama merenungkan apa yang baru saja terjadi, apa yang baru saja diperbuat.
"Keputusan lo udah tepat Zay, pilihan lo udah bener," katanya meyakinkan diri sendiri. "Sekarang, mari kita benahi semuanya."
"Semoga lo bisa dapetin laki-laki yang lebih dari gue, Dahlia."
***
Rintikan air perlahan turun membasahi bumi yang sempat memanas. Suaranya terdengar bersahutan, meramaikan suasana yang sejak tadi sepi. Di saat seperti ini, jarang ada kendaraan apalagi orang-orang yang berlalu lalang di tengah lebatnya hujan. Biasanya, mereka sedang menikmati tidur indahnya, atau tengah duduk bersama keluarga ditemani secangkir teh hangat.
Sepertinya, semua itu hanya sebuah halusinasi bagi perempuan yang sedang duduk di halte bus sambil menunggu taksi yang sudah ia pesan namun tak kunjung datang. Helaan napas beberapa kali terdengar dari bibirnya, beriringan dengan rintikan hujan yang belum ada tanda-tanda berhenti.
Bosan duduk, ia memilih berdiri dan mengulurkan tangannya ke depan. Membiarkan segarnya air yang turun dari langit menyentuh permukaan kulitnya. Untuk beberapa saat, matanya terpejam demi menikmati setiap tetesan yang jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zawjaty [NEW VERSION]
Spiritual🏅JUARA 2 WRITHON WITH CWBP🏅 [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Kamu adalah dosaku di masa lalu dan surgaku di masa depan." -Zawjaty- Blurb: Siapa sangka, kehidupan Zay semula baik-baik saja, tiba-tiba berubah setelah kejadian hari itu. Ia yang masih bisa...