16| Ustadz Muda

648 56 13
                                    

Assalamu'alaikum 👋

Alhamdulillah bisa up lagi

Gimana kabarnya hari ini?

Semoga tetap sehat dan tanpa kekurangan apapun ya (aamiin)

Langsung baca yuk 🤗

Bismillah

"Ada dua hal yang membuat seseorang dikenal banyak manusia, kalau tidak dengan keburukannya, maka dengan kebaikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada dua hal yang membuat seseorang dikenal banyak manusia, kalau tidak dengan keburukannya, maka dengan kebaikannya."

-Addar Zayn Quthni-

***

"Semuanya berapa, Mbak?"

Wanita berseragam merah itu segera menghitung total belanjaan laki-laki di depannya.

"Totalnya lima ratus ribu, Mas."

Zay langsung merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang. Ia langsung menyerahkannya kepada wanita tadi. "Kembaliannya ambil saja, Mbak."

Wanita itu tersenyum senang. "Terima kasih, Mas."

"Sama-sama."

Setelah menyelesaikan transaksinya, Zay segera keluar dengan dua plastik besar di tangannya. Baru keluar pintu supermarket, langkah zay terhenti saat melihat seseorang di seberang jalan. Matanya fokus melihat sosok yang menyeberang bersama seorang nenek. Perlahan, kedua sudut bibirnya tertarik membentuk lengkungan indah. Dalam hati, Zay kagum dengan sikap perempuan yang bersama nenek itu.

Dengan wajah yang masih memperhatikan, Zay tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah lain karena sosok tadi sudah datang. Dia berpura-pura sibuk dengan ponselnya agar tidak ketahuan tengah memperhatikan dari jauh.

"Zay," sapa Bunga yang kini sudah ada di dekatnya. "Udah lama di sini?"

"Darimana aja?" Zay memasukkan kembali ponselnya.

Bunga mengatur napasnya agar kembali normal setelah berlari tadi. "Maaf, ya, aku lama. Soalnya tadi habis anterin nenek nyari alamat di sekitar sini," jelasnya mencoba tersenyum.

Semoga Zay nggak marah.

"Nggak usah minta maaf," balas Zay akhirnya.

"Gue kagum sama lo," pujinya membuat alis Bunga naik. Ternyata dugaan Bunga meleset. Zay sama sekali tidak marah padanya.

"Ya udah yuk, kita pergi," ajak Zay memindahkan satu plastik ke tangan kirinya agar bisa menggenggam tangan Bunga. Mereka pun berjalan bersama ke mobil.

***

Setengah jam berlalu saat mobil hitam masuk ke sebuah halaman yang cukup luas. Sekitar bangunan itu sudah penuh dengan anak kecil yang sedang bermain dan juga membaca buku. Mereka sudah sampai di tempat tujuan, yakni panti asuhan tempat Bunga berbagi kebahagiaan di sana.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang