17| Bidadari Surga Berwujud Manusia

585 63 7
                                    

Assalamu'alaikum 👋

Selamat datang lagi di cerita Zawjaty ")

Semoga masih semangat buat ngikutin kisah mereka ya

Cus, baca 🚀


"Tidak ada seorang pun wanita di dunia yang bisa menandingi kecantikan bidadari Surga, tapi kenapa bidadari Surga sangat mencemburui wanita dunia? Karena solehah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada seorang pun wanita di dunia yang bisa menandingi kecantikan bidadari Surga, tapi kenapa bidadari Surga sangat mencemburui wanita dunia?
Karena solehah."

-Addar Zayn Quthni-

***

Hembusan angin di hari yang masih pagi itu terasa segar masuk paru-parunya. Ia melepas topi yang sejak tadi melekat di kepalanya dan membiarkan angin memainkan rambut ikalnya. Ditemani sejuknya udara, tangannya masih khusuk menggores sesuatu di kertas putih. Sampai beberapa menit kemudian, kerjasama antara jemari dan imajinasinya berhasil melahirkan sebuah lukisan yang sangat indah.

Zay tersenyum mengamati hasil karyanya. Lukisan seorang perempuan berhijab dengan wajah yang tengah tersenyum, terlihat sangat cantik di matanya. Dengan pensil yang masih ia pegang dan dagu yang ditopang dengan tangan yang lain, matanya sudah beralih fokus pada perempuan yang duduk beberapa meter dari tempatnya. Perempuan yang menjadi objek lukisannya tadi.

"Lagi liatin siapa, Kak?" tanya seseorang di sampingnya.

"Lagi liat bidadari," jawabnya spontan tanpa melihat lawan bicara.

Menyadari sesuatu, Zay langsung menoleh. Ia cukup terkejut melihat dua anak laki-laki yang juga tengah melihat ke arah depan.

Astaga ni bocah, sejak kapan ada di mari? Batinnya keheranan.

Zay segera menutup kertas yang sejak tadi ia pegang serta memasukkan pensil dalam tas kecil milik Bunga. Lantas, ia pun menggeser posisi menghadap dua bocah yang sudah senyam-senyum dari tadi.

"Soleh, Haikal, kalau ketemu sama seseorang itu, budayakan ucap salam, ya."

Anak-anak yang ditegur itu malah tersenyum, sangat manis. "Assalamualaikum, Kak," ujar keduanya bersamaan.

"Wa'alaikumussalam," jawab Zay juga membalas senyum. "Kalian ngapain di sini? Yang lain mana?"

"Yang lain masih di musholla, Kak. Lagi rebahan. Kebetulan tadi kita lewat. Eh, liat kak Zay lagi senyum-senyum, makanya kita samperin." Soleh menjawab.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang