29| Retak

625 51 4
                                        

"Kamu bohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu bohong. Sesuatu yang istimewa seharusnya diprioritaskan, bukannya diabaikan apalagi terlupakan."

-Syaqila Bunga Amara-

...

🐳

"Gue mau, lo cari tahu informasi tentang dia."

"Hari ini gue nggak bisa. Gue harus nemenin nyokap arisan."

"Ini penting banget, Yon. Gue mohon, tolongin gue."

Terdengar helaan napas berat dari ujung telpon. "Iya iya gue bantuin. Tapi beneran 'kan, lo nggak salah lihat?"

"Mata sama hati gue nggak mungkin salah."

"Oke oke. Gue pergi sekarang. Untung lo sahabat gue, kalau ngga-"

Tut Tut Tut

Zay memutuskan panggilan sepihak. Untuk saat ini, telinganya sangat malas mendengar ocehan panjang dari sahabatnya sendiri. Ia tidak mau, moodnya semakin buruk gara-gara beradu mulut dengan laki-laki yang selalu membantunya. Zay sangat yakin, kalau saat ini Rion pasti sedang menyumpahi dirinya.

Sejam yang lalu, Zay sudah memikirkan matang-matang tentang penyelesaian masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Ucapan Hariz berhasil menyadarkannya, meski awalnya Zay sempat tidak memedulikan hal tersebut.

"Gue harap, lo bisa menemukan alamatnya, Yon," bisik Zay pada hatinya.

Kali ini ia harus bersikap tegas. Ia tidak mau lagi terjebak dalam kesalahpahaman yang tidak pernah diinginkan terjadi. Semuanya harus segera dibenahi, terutama hubungannya dengan sang istri.

Sejak pertikaian kecil antara dirinya dan Hariz, Zay belum mampu melajukan mobilnya, padahal ia ingin sekali melihat Bunga dan memastikan keadaannya setelah ia tinggal tadi. Maka dari itu, ia langsung menghubungi Rion dan meminta tolong. Zay yakin, sahabatnya itu pasti bisa membantunya.

"Maafin gue, Bunga. Gue udah banyak ngecewain lo," lirih Zay memandang sebuah foto di layar handphonenya.

Lima menit berikutnya, Zay memasang seat belt dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Berharap semesta akan mempermudah jalannya untuk segera sampai rumah.

***

"Untunglah, kakinya nggak keseleo beneran," ujar Bunga tersenyum memandang jemarinya yang digerakkan dengan pelan. Setelah itu tangannya langsung meletakkan minyak urut tadi ke dalam laci.

Zawjaty [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang