27# Azurzabwa

14 5 1
                                    


Mendengar tentang lorong waktu, apa kalian akan percaya jika hal itu benar-benar ada? Yeah.. mungkin sebagian orang tidak akan percaya tentang hal tersebut, tapi bagi seseorang yang telah mengalami hal diluar nalar, itu hanya sebagian kecil dari lebih banyak lagi cerita mistis.

Twila, mungkin ia adalah salah satu anak yang beruntung dari sekian banyak orang yang ada dimuka bumi. Ia terpilih menjadi pemegang kunci lorong waktu,tapi hal tersebut bukanlah hal yang menyenangkan karena dibalik segala sesuatu pasti akan ada resikonya. Lalu, apa sebenarnya lorong waktu itu? Mengapa ia bisa hadir ditengah-tengah keluarga Twi.

Waktu telah berjalan selama berabad-abad. Manusia sendiri hidup berdampingan dengan hal mistis tanpa banyak yang menyadari. Bukan suatu cerita menarik jika hal yang mistis tidak mengundang perhatian. Banyak orang yang bekorban demi mendapatkan kekuatan--entah itu dengan bertapa digua, mencari tali pocong, berserah pada dukun dan bahkan mengikat perjanjian dengan iblis. Semua itu dilakukan hanya untuk menjadi yang terkuat.

Namun, kakek buyut dari keluarga Yarto selaku suami dari Yani sudah memiliki sesuatu yang dianggap mustahil. Lorong waktu sebuah jalan untuk membuka dimensi lain--yang mampu membuka masa lalu dan masa depan dalam bersamaan. Hei, tapi tidak sesederhana itu kawan karena bagi setiap pemegang kuncinya akan mengalami kisah yang tragis. Sejauh ini, lorong waktu telah menjadi rebutan banyak orang. Maka dari itu tugas dari Twi adalah menuntaskan amanah terakhir dari kakek dan neneknya.

***

Hari ini, cuacanya seperti sedang berbahagia. Mentari pagi diiringi alunan kicau burung terdengar seperti alunan piano yang merdu. Twi, sudah siap ke sekolah dengan seragam sekolah yang lengkap melekat pada tubuhnya. Pagi ini, ia harus kembali beraktivitas seperti biasa.

"Twi, selesai sarapan. Mama Twi pergi ke sekolah dulu ya," serunya saat sang papa telah memanggil berkali-kali.

"Aduhai anak papa ini."

"Maaf pa." Twi menyengir.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, tidak cepat atau pun lambat. Papa Twi mencoba mencairkan suasana dengan menghidupkan musik favorit yang sering mereka dengar.

"Pa, nanti Twi pulang bareng yang lain aja ya," ucap Twi tiba-tiba.

"Erin dan Lie?"

"Iya Pa, soalnya kalau papa jemput dijam biasa nanti papa lama nungguin, Twi."

"Okee, nanti pas papa pulang Twi mau nitip apa?"

"Titip ayam goreng lengkap cinta dengan bumbu pedas!" Twi berucap dengan penuh semangat.

Pria itu tertawa mendengar anak gadisnya yang sangat bersemangat. "Nanti Papa belikan dua box besar, awas aja enggak habis."

Twi berpose siap layaknya prajurit, kemudian ia tertawa lepas. Ah, rasanya suasana seperti ini sudah sangat lama tidak terlihat. Iya, bagaimana tidak--Twi sudah satu Minggu lebih tidak pulang ke rumah.

Mobil menepi dipinggir jalan, Twi turun dari mobil setelah berpamitan dengan sang papa. Setelah itu, ia melambaikan tangan sambil melihat mobil yang menjauh dari pandangannya.

"Twila!!" Tubuh Twi terperanjat kaget saat Gio memanggilnya--ia salah satu teman kelas Twi.

"Aduh kamu ini, aku sampai kaget tahu." Twi menggerutu pelan.

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang