Semangat membacanya!!
Jangan lupa divote yaaa•••
Matahari mulai beranjak turun dari ketinggian membuat suhu yang panas terasa sedikit lebih sejuk. Sekolah juga sudah kosong oleh para siswa dan guru. Disaat itulah, Twi dan dua sahabatnya mulai melunjurkan aksi untuk menyelidiki taman yang ada dibelakang sekolah.
"Udah benaran kosongkan?" Twi bertanya memastikan keadaan .
"Udah, ayo masuk nanti keburu ada orang yang lewat." Erin manarik tangan Lie agar masuk bersama.
Perlahan tapi pasti mereka mulai mendekati taman belakang dengan hati-hati. Sekolah benar-benar sudah kosong. Mereka bertiga mendadak berhenti didepan perpustakaan. Menelisik sekitar memastikan tidak ada siapa-siapa disana."Twi, bu Key gak tinggal disekolahkan?" tanya Lie asal. Erin langsung melotot mendengar itu.
"Enggak kok. Masa iya bu Key mau jagain perpustakaan yang lagi direnov," Twi menarik nafas jengkel.
Kemudian mereka melanjutkan jalan menuju taman belakang. Tak butuh lama untuk sampai kesana, dan setibanya disana mereka sempat terdiam. Suasana disana benar-benar menyejukan mata ditambah banyak bunga-bunga indah yang sengaja ditanam. Terdiam sejenak, akhirnya mereka sadar akan tujuan yang membuat mereka disini dan mulai mencari petunjuk.Beberapa saat berkotak-atik mencari petunjuk. Mereka semua merasa jika usaha mereka terbuang sia-sia.
Mereka kira mudah untuk menemukan tempat itu karena banyak orang bilang disini ada sebuah pintu sebagai pembatas.
Menunggu sejenak sambil menghela nafas mereka akhirnya menyerah. Keringat bercucur deras dari tubuh. Semua terlihat letih, mereka duduk dihamparan rerumputan. Disamping itu Erin terlihat kecewa dengan hasil yang mereka dapat dan Lie, dia sudah tidak sabar untuk pulang.
"Kita pulang saja Twi." Lie mendesak untuk pulang.
"Leslie!" Erin berkata tegas. "Kita belum menemukan hasil disini, bagaimana kita mau ."
"Sudah dong jangan bertengkar mulu. Kita akan pulang sebentar lagi, nafas ku masih tersengal." Twi membaringkan tubuh ke tanah.
Twi memandang langit seraya bepikir jika wilayah terlarang seperti mudah untuk dicari tapi nyata tidak ada apa pun disini.
"Ayolah Twi, ayo kita pulang," desak Lie sekali lagi.
Twi menatap halaman sekolah yang terlihat sepi sekali. Tanpa sengaja, tiba-tiba ada seseorang yang datang dan melihat keadaan mereka yang memperihatinkan.
"Anak-anak?" Suara itu memecahkan keheningan.
Mereka serempak menoleh—kaget. Ternyata itu ibu Key, dia terlihat bingung saat merihat tiga orang siswi sedang berada di halaman belakang sekolah.
"Ada perlu apa kalian disini anak-anak, ini sudah terlalu lewat dari jam pulang sekolah. Bagaimana jika orangtua kalian khawatir."
"K.. k-kami hanya mencari te...." suara Lie terbata-bata.
"Tidak ada apa pun bu, kami hanya mencari jam tangan Twila yang jatuh disekitar sini." Erin menjelaskan, lalu beralih menatap ke arah Twi untuk meminta bantuan.
"I.. iyaa bu, jam tangan ku hilang kemarin sore saat gak sengaja lewat sini jadi aku ingin mencarinya." Twi menambahkan.
Ibu key menatap mereka seksama, wajahnya terlihat menganalisa. Dan mereka hanya menunduk pura-pura mencari jam yang hilang--menjaga pandangan agar bu Key tidak curiga.
"Kalau kalian tidak keberatan boleh ibu membantu?" Akhinya bu Key berbicara. Twi mengangkat kepalanya yang tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong Waktu (Tamat)
FantasiaPlagiat minggir!!! Awas ya jangan coba-coba, tuh dilihat Allah. ________ Perjalanan Twi dan kedua sahabatnya menjelajahi waktu akhirnya terbuka. Twila, nama sang tokoh utama yang mendapatkan hak istimewa untuk kembali ke masa lalu, namun bukan unt...