38# Libur Panjang

7 2 0
                                    


Setelah sekian lama menunggu akhirnya tiba bagi semua untuk bisa menghembuskan nafas lega. Akhirnya, setelah selesai bertarung dengan soal-soal ujian semester genap, mereka bisa merasakan angin kesejukan kembali.

Hari ini semua siswa berkumpul dikelas mereka masing-masing untuk menerima rapot. Ah, ingatkah kalian bahwa tiga anak remaja itu ternyata baru akan naik kelas dua belas. Perjalanan ini terasa begitu cepat tanpa menyadari jika waktu sudah benar-benar tidak terasa.

"Gue yakin, Lie bakal jadi juara pertama lagi." Erin menatap ke arah Lie yang sibuk membaca buku novel.

"Jarang-jarang ya bisa lihat Lie baca novel." Twi tertawa kecil.

Orang yang sedang dibicarakan hanya mendelikan bahunya pelan. Mungkin hobby itu tidak akan pernah Lie lepaskan, jauh-jauh dari buku science. Namun kali ia malah asik membaca novel. Mengusir kebosanan membuat semua sel otaknya merasakan kehidupan yang sebenarnya.

Twi berpikir sejenak, ia masih memegang kotak azurzabwa yang harus ia berikan kepada seseorang. Dia tersenyum tipis lalu menghentak meja membuat Lie menoleh karena kaget.

"Ayo kita bertemu Mr Zacky," ujar Twi bersemangat. "Ini liburan panjang kita jadi akan menyenangkan jika bisa bertemu dengan Mr Zacky."

Erin menatap Twi curiga lalu berdehem pelan, ia menatap Lie yang mengangguk sekilas lalu kembali sibuk membaca buku.

"Ingin bertemu Mr Zacky atau cucunya..." Erin tersenyum lebar ke arah Twi yang sudah memasang wajah datar. Itu gurauan yang sangat buruk bagi gadis itu.

"Ini bukan cerita romance," cetus Twi menatap mata Erin datar. Wanita itu terkekeh memegang perutnya.

"Akui saja Twi, aku baru pertama kali melihat mu seperti itu. Ku rasa Akara tidak buruk." Lie mengangguk dengan cepat. "Kami merestui kalian."

Twi mendesis pelan, lalu melipat kedua tangannya didepan dada. Ia menatap kedua sahabatnya dengan seksama. "Aku jadi ingin kembali ke masa lalu membuat kita tidak bertemu hari ini, aku merasa jengkel." Twi menatap Erin sinis.

Lie tertawa kecil. "Kembali ke masa lalu tidak akan menyelesaikan sebuah masalah, Twi. Kamu harus menghadapinya meski ada lorong waktu." Erin mengangguk dengan mantap, ia setuju dengan kalimat yang Lie katakan.

"Jadi apa kalian ingin pergi?"

"Tentu saja, ini libur panjang kita. Tahun depan kita sudah tidak bisa kemana-mana karena harus menyiapkan diri untuk kuliah. Ku rasa disana juga masih tersisa sedikit salju untuk kita temui. Ini masih awal Maret bukan." Erin menatap Lie meminta jawaban.

Lie menggeleng pelan. "Sekarang sudah akhir April, sudah musim semi Rin." Wanita itu berdecak pelan. Erin tertegun mendengar hal tersebut. Bukankah ini baru bulan Maret. Erin terkekeh pelan lalu menutup wajahnya dengan buku pelajaran. Ia merasa malu. Twi menggeleng pelan dengan Sikap Erin yang sangat kekanak-kanakan. Tapi begitu mereka, saling melengkapi satu sama lain.

***

Sepulang sekolah Twi masuk ke dalam kamarnya dengan menghela nafas panjang. Dia duduk ditepi kasur melihat kotak kayu yang masih ada disana. Kotak yang masih terkunci dengan rapat.

"Sebenarnya apa isi dari kotak ini," gumam Twi melihat kotak tersebut. Dia menimbang-nimbang apakah kunci dari kotak ini. "Tunggu, bisa jadi kalung." Twi terperangah saat menyadari jika bisa saja kalungnya, ralat. Kunci lorong waktu itu bisa digunakan untuk membuka kotak ini. Twi melepaskan kalungnya dari leher. Dia mencoba mencocokan kunci tersebut ke gembok kotak. Namun sayang, ternyata itu sama sekali tidak cocok. Twi menghela nafas kecewa.

"Mr Zacky pasti pemegang kunci kotak ini," ujar Twi menjatuhkan dirinya ke kasur. Ia mengangkat kotak itu ke atas. "Ku harap isinya bukan batu kerikil, atau perjalanan ini akan benar-benar sia-sia." Twi menghela nafas lirih.

Pintu kamar Twi terbuka menampilkan sosok mamanya yang tersenyum. "Ayo makan siang sayang," ujar wanita itu lembut. Twi langsung mengangguk lalu menggandeng tangan wanita itu erat.

"Apa menu siang ini ma?"

"Ayam bakar, telur dadar, sambel balado, kulit ayam goreng." Twi tertawa kecil. Menu yang disebutkan oleh mamanya sangat menggugah selera makannya. Dia sudah tidak sabar untuk mencicipi masakan dari mamanya. Perutnya juga terus memanggil seperti tidak sabaran ingin menyantap semua makanan itu.

Rumah Twi sejenak merasa hidup dengan keceriaan yang ada diruang makan. Twi membuat mama dan papanya terus tertawa dengan ia menceritakan semua pengalaman mereka saat berjalan ke masa lalu. Orang tua Twi juga sudah menerima keadaan jika Twi memang benar-benar anak yang spesial. Anak yang lahir sebagai pemegang kunci lorong waktu. Gadis kecil yang sangat menakjubkan itu sekarang akan tahu bahwa dunia ini benar-benar adil.

"Ma, pa. Twi ingin berbicara sesuatu." Twi akhirnya mengutarakan keinginannya kepada kedua orang tuanya. Dia ingin mereka berdua mengetahui pasal rencananya di libur panjang kali ini.

"Katakanlah," ujar papanya tersenyum.

"Twi ingin mengunjungi kak Thomas. Rasanya Twi belum pernah melihat bagaimana kak Thomas selama diluar negeri. Apa boleh Twi berkunjung, ini sudah masuk libur panjang." Twi menatap kedua orangtuanya memohon agar ia diperbolehkan pergi. "Ada Erin dan Lie juga, kami akan pergi bersama."

Mama Twi tersenyum, begitu juga dengan papanya. "Dengan senang hati, kami tadinya ingin mengajak mu pergi kesana. Berarti kita satu hati," ujar papanya terkekeh.

"Benarkah, papa tidak bohong bukan?" Laki-laki itu mengangguk. "Alhamdulillah," ujar Twi bersorak senang. Akhirnya dia bisa pergi berlibur bersama kedua temannya. Dan tentu saja ada hal penting yang ingin ia lakukan disana.

"Mama dan papa akan mengantarkan kalian ke tempat Thomas."

"Lalu, mama dan papa. Apa kalian tidak akan tinggal disana?" Twi menatap mamanya yang sedikit menggeleng.

"Kami akan pergi mengunjungi keluarga jauh sayang, sudah lama tidak pergi ke sana."

"Keluarga jauh? Kalau begitu mama dan papa tidak perlu mengantar kami. Kami akan pergi dengan baik-baik jadi tidak perlu khawatir." Twi menyakinkan kedua orangtuanya agar ia dan kedua sahabatnya tidak perlu diantar. Sebab cukup lama untuk kembali ke Indonesia lagi. Kedua orangtuanya pasti akan kelelahan karena pulang pergi.

"Baiklah," ujar papanya tersenyum.

Beberapa hari ini kehidupan Twi berjalan dengan mulus. Tidak ada lagi kesedihan, hanya ada kebahagiaan. Dia juga tidak takut lagi mengunakan lorong waktu. Malah dia sering berjalan sendiri ke masa lalu untuk menyapa semua orang. Dia bahkan mengunjungi dirinya sendiri saat berusia lima tahun, begitu juga dengan Thomas. Dia sangat senang bisa bertemu dengan sang kakak saat masih kecil. Kehidupan mereka berdua sangat indah. Twi sangat senang bisa kembali melihat masa-masa indah saat ia masih kecil.

"Saatnya memilih tiket keberangkatan," ujar Twi dengan senang. Dia baru saja selesai menelepon kedua sahabatnya mengatakan jika mereka bisa pergi berlibur. Keduanya juga bersorak dengan keras. Itu tandanya mereka sudah akan menemui titik akhir dari perjalanan cerita ini. Tidak ada yang tahu, namun rasanya cerita ini akan segera berakhir.

****

Hallo guys...

Wah.. lama tidak berjumpa, sorry banget baru bisa up.

Untuk episode selanjutnya semoga tidak lama menanti ya.

Btw.. sisa dua bab lagi maka lorong waktu akan tamat. Semoga kalian menantikan akhir dari cerita ini...

See you di part selanjutnya ya guys...

Jujur sedih banget mau namatin nih cerita tapi bagaimana pun juga sstiap ada pertemuan maka akan ada perpisahan..

Okeee.. byee

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang