4# Waktu Luang

71 17 15
                                    

Twila's POV

Hari ini sekolah secara mendadak diliburkan. Banyak info yang mengatakan jika ada pertemuan untuk seluruh guru dari menteri pendidikan. Dia meminta semua sekolah yang ada dikota ini untuk libur.

"Gak biasa banget deh sekolah libur serempak gini ya kak." Aku mengeluh pelan.

"Bukannya kamu suka libur, Twi?" Kak Thomas mengacak-acak rambutku.

"Ihhh... berantakan tahu rambutku. Ah sebel." Aku menjauhi tempat duduk kak Thomas, dia tertawa melihat wajah ku yang kusut.

"Ahh... gitu aja ngambek. Dasar manja, cerewet dan cengeng," ucap Kak Thomas mengejekku.

Papa dan Mama sedang bekerja diluar negeri untuk satu minggu ke depan, sedangkan aku dan kak Thomas diminta untuk menjaga rumah. Ia kami sudah terbiasa dengan situasi ini karena menurut kami papa dan mama seorang pebisnis yang sukses.

"Coba aja papa sama mama disini pasti seru kalau bisa liburan satu hari," gumamku pelan.

"Kamu mau liburan." Kak Thomas bersorak dari arah belakang. Aku diam tidak menangapi seruan dari kak Thomas.

"Kalau kamu gak keberatan, kita bisa jalan-jalan hari ini." Kak Thomas mendekatiku.

"Okee, setuju kak!" Aku berteriak kencang

"Nah.. gitu dong, kali ini kita mau jalan-jalan kemana?"

"Terserah, tapi kalau mau ke toko buku juga bagus."

Kak Thomas mengacak rambutku. "Ck.. hari ini kita lupakan dulu soal buku, kakak mau ngajak kamu ke kebun binatang aja. Gimana setuju?"

"Okee kak, nanti jangan lupa beli ice cream ya kak." Aku tersenyum.
Setelah itu kami bersiap-siap untuk pergi. Kak Thomas mengeluarkan mobil dari garasi dan kami pun pergi setelah semuanya sudah siap.

Diperjalanan kami bernyanyi bersama karena setiap waktu yang ku habiskan bersama kak Thomas pasti sangatlah menyenangkan. Dia kakak yang selalu bisa membuatku tertawa. Aku sayang sekali pada kak Thomas.

"Kamu lihat awannya dek, bagus bangetkan." Kak Thomas menunjuk awan.

Aku mengangguk. "Awannya jalan tu kak." Aku berseru.

Kak Thomas tertawa pelan. "Kamu selalu aja ngomong kalau awan itu bisa jalan, jangan lupa loh--dulu kamu suka banget main sama bulan. Kamu dulu juga ngomong kalau mereka mengikutin kamukan." Kak Thomas tertawa lebih kencang.

"Kakak juga pernah kena marah mama gara-gara main hujan." Aku membalas ejekan kak Thomas.Kami tertawa mengingat hal itu, ya gini deh kalau udah kumpul pasti suka bahas masa lalu.

"Coba aja kita bisa lihat masa lalu ya kak." Aku menghela nafas.

"Bisa kok, kamu coba aja cari tahu soal lorong waktu."

"Oh iya, aku bawa buku sejarah perpustakaan loh kak."

"Kakak juga bawa buku hitam pekat itu."

"Kakak udah abis baca buku itu kak?"

"Tinggal beberapa lembar lagi dek."

"Itu bukunya tentang apa sih, kak?" Aku berseru penasaran.

"Buku ini ternyata menunjukan lokasi lorong waktu dek, ya walau gak jelas sih. Tapi, dibuku ini dia menjelaskan banyak hal tentang lorong waktu. Kalau buku sejarah perpuskan hanya menceritakan sejarahnya aja, nah.. kalau buku ini menceritakan apa itu lorong waktu."

"Wah, aku tambah penasaraan aja sama tu lorong kak." Aku berseru.

"Kalau penasaran kamu harus baca dulu buku sejarah perpustakaan itu biar nanti kamu paham," jelas kak Thomas.

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang