41# Spesial Part

5 4 0
                                    

Dia akan menemukan jalannya
untuk bertemu dengan mu, sebab posisi mu tidak akan pernah bisa di miliki oleh orang lain.

~~~

Semilir angin berhembus menuju New York sebagai ibu kota Amerika Serikat. Pada tahun ini, dimana tahun-tahun sebelumnya sudah berlalu. Seorang anak remaja yang dahulu begitu nakal mencuri waktu kini sudah beranjak dewasa. Ditambah dengan pertemanan yang kian erat selalu terlihat dari ketiga sahabat tersebut.

"Hey Twi, bukankah sudah hampir tiga tahun kau tidak pulang. Kau tidak merindukan kami disini?" Erin berteriak saat Twi mengangkat videocall darinya.

Twi sedikit tersenyum saat Lie yang ada di belakang Erin menutup telinga. "Aku akan pulang ketika penelitian ku selesai, bukankah curang jika kalian mengatakan kalau aku tidak merindukan kalian."

"Haaah.. ayolah bukankah curang jika hanya kami yang selalu datang ke acara Reuni sekolah." Erin menatap Twi dengan tajam. "Ditambah, bukankah sudah saatnya kau pulang untuk meminta restu kepada kami."

"Restu?" Twi menekuk dahinya.

Leslie merebut handphone Erin dan berlari menjauhi perempuan itu dengan tertawa kecil. "Hey Lie, apa maksudnya itu?" Twi bertanya bingung.

"Tidak usah perduli kan hal itu Twi, kau hanya perlu pulang. Bukankah sudah terlalu lama sejak kita lulus SMA dan lulus kuliah kau tidak pulang." Lie menghela nafas pelan. "Kami juga butuh diri mu untuk kembali hidup," ujarnya.

Twi tertawa mendengar hal tersebut. "Apakah Kak Thomas memberikan mu masalah dirumah kakak ipar?" Twi tertawa menutup mulutnya. Agak aneh rasanya mengakui jika teman dekatnya adalah ipar baginya. Setahun yang lalu, mereka akhirnya menikah setelah menjalin hubungan yang singkat. Saat itu, perasaan terkejut dan bingung sempat Twi rasakan. Namun, setiap manusia tentu saja memiliki hubungan spesial yang tidak diketahui seorang pun kecuali ia dan Tuhannya.

Pernikahan Thomas yang meriah kala itu tidak bisa Twi rasakan, sebab ada urusan yang sama sekali tidak bisa ia ditinggalkan. Ia ingin sekali terbang menuju tanah air dimana ia tumbuh besar, tetapi tugasnya tidak bisa ia abaikan. Bahkan tuntutan sebagai seorang dokter di kota ini membuat ia tidak sadar bahwa ia sering menyakiti orang-orang disekitarnya. Namun, tiga tahun tidak pulang bukan berarti keluarganya tidak berkunjung menemuinya. Bahkan setelah pernikahan kakak dan temannya itu selesai–keduanya memboyong dua keluarga beserta Erin untuk berkunjung ke negara ini. Untuk itu, Twi sangat berterima kasih.

"Tidak, kakak mu sangat baik padaku Twi–dia benar-benar sempurna untuk seorang suami. Namun, Erin akhir-akhir ini merasa bosan terlebih saat ia putus dari pacarnya."

"Lagi," ucap Twi tidak percaya.

"Anak itu benar-benar punya kesabaran setipis tisu, dia hanya bisa mengurus bisnis tapi tidak dengan masalah percintaan."

Twi tertawa mendengar hal itu. Tidak heran lagi jika Erin selalu mendapat masalah dari sikapnya yang sedikit kurang sabar.

"Dan bagaimana kabar Akara?" Lie akhirnya bertanya pada inti dari percakapan mereka. "Mr Zecky, pada beliau sehat?"

Twi tersenyum manis. "Keduanya sangat sehat, bahkan laki-laki yang tengah kau bicarakan sedang melambaikan tangannya menuju kemari." Wajah sumringah milik Twi terlihat jelas dari layar handphone itu.

Lie ikut tersenyum merasakan hawa manis dari pasangan itu. "Akan ku tunjukan momen ini pada ayah dan ibu."

Telepon itu diputuskan oleh Lie secara sepihak. Ia tidak ingin menganggu keduanya dan lagi pula Akara akan sangat bersemangat jika ia tahu Twi sedang mengobrol dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang