7# Pesona

48 15 2
                                    


Udara dingin malam menyapa dengan alunan yang sejuk, malam ini udara benar-benar menyejukan hati. Suara jangkrik seperti bersiul merdu bagai alunan lagu penghantar tidur. Langit yang bersatu padu dengan manik-manik angkasa terlihat sangat menawan.

Malam ini, Twi sedang asik membaca buku pelajaran di bawah lampu yang begitu terang. Ia tengah menyelesaikan tugas yang di berikan oleh bu Sari tempo hari. Ada rasa lelah menjadi seorang siswa sekolah dengan tugas sedikit menyulitkan. Banyak siswa yang kurang paham meski telah diulangi berkali-kali, ada juga yang memahami tanpa harus berkali-kali. Semua orang mempunyai fase hidup yang berbeda-beda. Begitu pun dengan Twi yang menyukai hal yang menantang dan meneliti teori.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Twi yang tadinya semangat kini sudah terlelap diatas buku pelajaraannya, sepertinya Twi sudah memasuki alam mimpi.

"Temukan aku... temukan aku..."

Twi mendadak terbangun oleh suara yang mendesing melewatinya tiba-tiba. "Siapa itu. Aneh banget sih, perasaan ada suara deh." Twi mencari-cari asal suara itu. Karena tak menemukan hal yang aneh, Twi melangkah ke tempat tidur untuk melelapkan matanya dengan sempurna.

***

Beberapa minggu telah dilalui tetapi tetap saja suasana kelas terdengar sangat ramai oleh siswa, semua orang tampak sibuk mengerjakkan pekerjaan rumah. Tidak salah lagi, kini PR sudah jadi ladang dosa yang selalu menjadi rutinitas pagi-pagi bagi semua siswa disekolah.

"Twi, bagaimana rencana kita untuk menelusuri pintu itu?" Erin berbisik pelan.

"Nanti aja, pulang sekolah." Twi menjawab seadanya. Kemudian mereka berdua menoleh ke arah Lie.

"Apa??" Lie tampak tidak suka dipandangi mereka.

"Kamu mau ikutkan?" Erin tersenyum sambil mengangkat tangan.

"Kalau kalian ikut, lalu apakah aku tidak akan ikut?" Lie menjawab cetus.

"Kita tidak mungkin saling mengkhianat. Jika kita saling percaya lalu mengapa perjalanan ini tidak akan seru." Twi membenarkan posisi anak rambut.

"Baiklah, nanti pulang sekolah kita laksanakan." Erin bersorak.

Terdengar suara sepatu yang bergemetuk diatas lantai. suasana kelas langsung hening ketika suara sepatu terhenti didepan pintu. Jantung berdebar kencang seperti ada monster yang akan menyerang.

Sosok yang dibalik pintu ternayata adalah ibu Key. Tetapi ada apa sampai dia mengunjungi kelas. Ibu Key tiba di depan kelas, dia tersenyum menatap siswa yang sedang ricuh mencari tempat duduk.

"Anak-anak ada kabar kembira, perpustakaan lama telah selesai direnovasi. Jadi, hari ini kita akan memindahkan buku yang ada diperpustakaan utama ke perpustakaan lama."

Terdengar helaan nafas dari belakang meja Twi. Mereka semua diam menatap ibu Key.

"Jadi, hari ini kami gak akan belajar bu?" celetuk Gio. Semua mata tertuju pada arah meja Gio.

"Yap, semua siswa kelas sepuluh hari ini tidak belajar," jawaban ibu Key membuat Kelas menjadi hening.

"HORE!!! Gak jadi belajar, gak jadi belajar. Jam kosong, jam kosong, jam kosong." Suara Gio membuat kami tertawa, dia menari-nari karena bahagia.

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang