Lie menoleh ke arah Twi seperti meminta izin untuk melihat apa yang ada dibawah lukisan. Twi mengangguk, setelah itu Lie langsung berjongkok untuk memastikan apa yang mereka lihat.
"Kalian ini sedang apa, sih?" Tanya Erin bingung.
"Ka--" kalimat Twi terpotong ketika Lie mendadak member kode untuk melihat ke bawah.
"Twi, sepertinya kita sepikiran dari tadi." Lie berbisik pelan.
Twi menghela nafas. "Lukisan ini sepertinya memiliki kunci untuk bisa membukanya." Twi memastikan.
"Yap, kau benar Twi. Ternyata lukisan ini bukan sembarang lukisan. Lihat saja ada lubang disini dan--" Suara Lie terhenti.
Ketika Twi sedang bepikir bagaimana untuk memecahkan teka-teki lukisan itu, tiba-tiba ada suara langkah kaki yang membuat Twi merasa ada yang menuju ke arah mereka.
"Ada apa?" Erin bersuara pelan.
"Suuut," Twi meletakan jari telunjuk dibibirnya.
Setelah merasa yakin aka nada orang menuju lukisan itu, mereka bertiga langsung bergegas untuk mencari tempat yang aman. Tidak salah lagi, memang benar ada seseorang yang menuju lukisan itu.
"Siapa orang itu." Twi bergumam pelan.
Sosok yang tengah berdiri menatap lukisan itu tersenyum. Ia menatap lukisan dengan rasa senang yang tidak bisa diungkapkan dengan kalimat apa pun.
"Siapa sebenarnya yang memegang kunci Lorong ini. Sungguh beruntung sekali dia." Kalimat pertama diucapkan oleh orang itu dengan santai. Tidak jauh dari sana Twi dan dua sahabatnya juga fokus mendengarkan.
"Lukisan ini sebenarnya adalah pintu Lo--" orang itu menoleh mencari asal suara yang menganggunya.
Twi dan Erin refleks menoleh ke arah Lie. "Suuutt." Mulut mereka merucut dengan tangan dibibir meminta Lie untuk diam.
Orang itu tertawa dengan lantang. "Perpustakaan ini memang menyimpan sejuta misteri, hawanya juga sangat terasa ganjil. Karena itu aku tidak akan pernah membiarkan gedung tua ini roboh atau dirobohkan. Lukisan ini adalah pintu dari Lorong waktu yang tersisa." Ia terkekeh senang. "Aku harus menemukan pemegang kunci atau kunci dari lukisan ini." Orang itu melangkah mendekati lukisan. "Aku tahu, pemegang kunci mu sudah berada disini." Orang itu bergumam pelan, lalu menoleh ke sembarang arah. Ia tersenyum dan bergegas pergi dari sana.
Twi merasakan ada yang aneh dengan orang yang baru saja meninggalkan tempat ini. Ia seperti mengetahui siapa orang itu.
"Sudah aman. Orang itu sudah pergi," ujar Erin cepat.
"Syukurlah. Tapi sebenarnya siapa orang itu." Lie bertanya heran. "Suaranya seperti tidak asing."
"He'ehm, hampir saja kita tadi ketahuan." Erin menarik hidung Lie dengan keras. Lie meringis.
Twi sedang memikirkan sesuatu tentang lorong ini. Dia berusaha memahami apa yang ia dengar dan kemungkinan yang bisa terjadi dengan lukisan ini.
"Ini pintu lorong waktu," ujarnya tiba-tiba. Erin dan Lie menoleh.
"Sepertinya begitu karena orang yang tadi menyebutkan jika lukisan ini sebenarnya sebuah pintu." Erin ikut berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong Waktu (Tamat)
FantasíaPlagiat minggir!!! Awas ya jangan coba-coba, tuh dilihat Allah. ________ Perjalanan Twi dan kedua sahabatnya menjelajahi waktu akhirnya terbuka. Twila, nama sang tokoh utama yang mendapatkan hak istimewa untuk kembali ke masa lalu, namun bukan unt...