11# Buku Itu

44 10 0
                                    

Twila's POV

"Wuahhh.. ternyata ini yang ada dibelakang sekolah!" Mereka bersorak kompak.

Semuanya tampak asli, sebenarnya ini hanya taman yang lumayan besar dan telah di tumbuhi pohon-pohon yang sedikit tinggi dan semak belukar. Anehnya ada rumah kecil yang di biarkan berdiri di antara pohon-pohon rindang.
Tampak aneh bagi kami yang baru pertama kali melihat hal seperti ini dan itu ada dibalik tembok belakang sekolah. Kejadian ini seperti pernah ku lihat, tapi Dimana?

"Twi, tempat apa ini?" lie bergumam kecil.

"Ahh kamu ini Lie. Pasti sedang takut ya saat ini." sambar Erin dengan cepat.

"Sepertinya tempat ini pernah aku lihat," ucapku.

"Dimana!" seru Erin dan Leslie serempak.

"Iya, di dalam koma ku. aku melihat ada rumah kecil yang di dalamnya berisi rak-rak buku yang tersusun rapi. dan disana aku menemukan buku tentang pemegang kunci masa lalu," jelasku.

"Tunggu." Erin merentangkan tangannya. "Apa kita bisa berlomba." Erin membuat aku dan Lie merasa jengkel.  "Ayo kita masuk ke dalam rumah itu." Erin berlari tanpa menoleh sedikit pun.

"Tunggu Rin, jangan. kau tahu ini hutan yang lebat pasti ada penjaga di tempat ini." Erin pun menghentikan langkah kakinya sejenak lalu menoleh.

"Apa kau tahu sesuatu Lie?" tanya ku.

"Bi-asa-nya, di--tempat seper-ti ini ad...." belum usai dengan kalimat yang Lie ucapkan, tiba-tiba ada suara aungan dari arah pohon besar yang ada di depan kami.

"Oh, ini gawat Twi. Ada kucing besar yang akan menemui kita." Erin melangkah mundur.

"Aku tidak percaya akan hal ini." Aku menyiapkan kuda-kuda. "Apa ada tempat yang aman disini Rin?" tanya ku cepat.

"RUMAH ITU!!" Erin langsung menarik tanganku dan berlari dengan cepat, itu membuat ku refleks menarik lengan Lie.

Kami berlari secepat mungkin agar hewan itu tidak bisa melihat kedatangan kami. hingga tidak sengaja kami menabrak seseorang.
Brukk..

"Aduh..." Erin mengeluh.

"Rin, kamu tidak apa-apa? tanya ku dan Lie.

"Tenang aku tak apa, kawan." Erin tersenyum.

"Siapa kalian?" suara itu membuat kami bertiga kaget.

Dengan cepat kami bertiga merapat agar tak ada yang bisa memisahkan kami. sebenarnya aku bingung bagaimana tempat ini bisa dihuni oleh satu manusia. tunggu, apakah dia manusia atau...

"Ma-maaf kek, kami hanya ingin berkunjung." Aku membuka suara.

"Siapa nama mu?" tanyanya menatap mataku tajam.

"Tw-ila kek," ucapku terbata.

Sosok itu melihat ke arahku dengan lekat. Ada sesuatu yang ia lihat pada diriku yang tak bisa ku pahami. Tatapannya mengamatiku dengan seksama. Apa ada yang salah dengan wajahku ini.

"Tidak mungkin." Ia mulai mendekat ke arahku. "Bagaimana kamu bisa berada di sini cucu ku?" tanyanya dengan cepat.

"Cucu?" ucap kami bertiga serempak.
kata-kata itu seperti tidak masuk akal.

"Iya, kamu Twilakan? kamu adalah adik dari Thomas. kamu salah satu cucu berlian sejarah beradaban waktu," ucapnya berbinar.

Disaat aku ingin bertanya lebih jauh, terdengar suara raungan yang kencang mengarah kepada kami.

"Kek--" aku mengantungkan kataku.

"Oh iya, ayo masuk." Sosok yang mengaku sebagai kakekku mengajak kami masuk ke rumah tua.
Dari luar, jika dilihat-lihat rumah itu dibangun dengan kayu jati dan mempunyai pahatan yang sangat tradisional. Bangunan seperti ini sudah sangat jarang terlihat di zaman modern.

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang