Lorong Waktu udah Update!!!
Jangan lupa vote dan coment yaa!o0o
Twila's POV
Suara bel istirahat berbunyi dengan nyaring memecahkan semua keheningan. Begitu juga dengan kelas sepuluh satu yang terdengar ricuh, semua orang sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh bu Sari—salah satu guru senior yang paling bisa membuat jantung berdegup. kencang. Setiap tugas yang diberikan harus dipertanggungjawabkan oleh ketua kelas, kebetulan Sarita selaku ketua kelas dan orang yang bisa mengeluarkan omelan seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya menambah kericuhan didalam kelas.
"Woiii!! tugas bu sari udah pada selesai belum! nanti aku lagi yang kena omel bu Sari!" suara teriakan Sarita menggetarkan seluruh kelas. Namun, semuanya seakan menuli dan sibuk melanjutkan menulis tugas.
Menghembuskan nafas yang panjang memanglah tepat saat selesai mengerjakan tugas yang lumayan berat. Aku mulai mencoba berjalan menuju meja guru untuk mengumpulkan tugas."Twila," teriakan Gio dari arah belakang yang menghentikan langkahku. Mataku menoleh sejenak ke arah Gio.
"Kamu udah selesai? Kalau gitu aku boleh lihat dong," ucap Gio sambil tersenyum melirik buku yang ada di tanganku. Semua orang yang ada dikelas ikut memperhatikan.
Aku terdiam sejenak sambil menggaruk kepala yang tidak gatal."Ehh..mm.. ya kerjain aja sendiri, aku masih ada urusan yang lebih penting." Kemudian aku berlari meletakan buku dan keluar dari kelas, sayup-sayup ku dengar suara tawa dari arah kelas.
***
Baru tahun pertama disekolah, aku seakan sudah terbiasa dengan kejadian yang mendadak membuat seisi pikiranku terasa ingin meledak. Hari ini, semua orang berkumpul untuk membiacarakan tentang bangunan tua yang ada disekolah ini.
Aku berlari dengan cepat, membuat nafas menjadi tersengal-sengal. Tak butuh waktu lama untuk ku tiba di aula.
Disana terlihat telah ramai di datangi oleh para siswa dan guru. Sekolah kami memang menyediakan dua gedung perpustakaan—ada yang di gedung lama dan ada yang di gedung baru. Huh.. bangunan tua yang akan dibahas hari ini, tentu saja perpustakaan yang ada digedung lama. Sebenarnya perpustakaan itu sudah lama ingin dirobohkan namun banyak pihak yang menolak. Untuk kali ini keadaannya sudah sangat mendesak dan mengancam agar bangunan itu agar segera diruntuhkan. Aku juga tidak tahu bagaimana jalan keluar dari masalah kali ini.
Dengan sopan aku mengetuk pintu sebelum masuk. Sontak semua mata tertuju pada ku. Terutama siswa yang sering datang ke perpustakaan—mereka melihatku dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.
"Silahkan masuk Twi," ajak pak Jim. Aku mengangguk pelan sebagai jawaban.Ku lihat, yang datang ke aula rata-rata siswa yang rutin mengunjungi perpustakaan. Sepertinya sesuai dengan pemikiranku—mereka tidak ingin atau bahkan tidak akan membiarkan perpustakaan itu dirobohkan.
Tak lama berselang, acara diskusi pun mulai buka oleh pak Roy selaku kepala sekolah di SMA ini. Sebenarnya, dia sangat menyayangkan jika kami selalu menolak perpustakaan itu dirobohkan karena menurutnya gedung itu telah lama sekali dan terlalu tua untuk dipertahankan. Jangankan bangunan buku yang ada didalamnya saja sudah sangat kuno.
"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, acara diskusi tentang perobohan perpustakaan tua kita buka!" Pak Roy membuka diskusi dengan suara yang terdengar tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong Waktu (Tamat)
FantasyPlagiat minggir!!! Awas ya jangan coba-coba, tuh dilihat Allah. ________ Perjalanan Twi dan kedua sahabatnya menjelajahi waktu akhirnya terbuka. Twila, nama sang tokoh utama yang mendapatkan hak istimewa untuk kembali ke masa lalu, namun bukan unt...