Hampir sebulan setelah kejadian dimana Twi dan dua sahabatnya pulang dari balik tembok—tidak banyak yang berubah bagi mereka.
Mereka juga disibukan dengan sekolah yang semakin padat, ditambah kini mereka sudah berada dikelas sebelas yang membuat mereka tidak bisa main-main dengan sekolahnya.
Kebetulan hari ini adalah hari minggu. Hari yang telah lama Twi tunggu untuk bersantai tanpa diganggu oleh tugas-tugas sekolah. Tapi, sepertinya dia harus kembali menunggu minggu selanjutnya karena saat ini ada suara yang berteriak atas namanya.
"Twilaaaa... ayo bangunnn! kita jogging!" Erin dan Lie berteriak dengan kompak.
Walau kaki berat untuk melangkah, Twi berjalan untuk melihat dua sahabatnya yang seperti enggan membuatnya bersantai.
"Astagaa.. kalian ini, aku ingin bersantai hari ini. Boleh enggak sih jangan ganggu dulu." Aku berseru jengkel mengusir mereka.
"Jangan harap Twi!" Erin berlari masuk ke rumah saat mama Twi membukakan pintu.
Sebelum mereka sampai dikamar. Twi dengan cepat berganti pakaian dan menutup kembali dirinya dengan selimut.
"Twi bangun!" Erin mengetuk pintu tak sabaran.
Erin dan Lie bersiasat dari luar pintu. Setelah selesai dengan siasat, tiba-tiba mereka membuka pintu kamar dengan kasar."Twi, ayolah. Ayo bangun jangan malas-malasan seperti ini." Erin mencoba menarik selimutku.
"Aku ingin tidur, kalian saja yang pergi," ucap Twi cetus.
"Twi, ayolah jangan seperti ini. Kamu gak kasian sama aku apa, karena aku harus jogging bersama Erin sendirian." Lie memohon.
Tiba-tiba Twi membuka selimut dan duduk mentap dua manusia yang ada didepannya. "Berisik, aku udah bangun nih. Jadi jangan ulangin tarik-tarik selimut lagi, Oke." Twi melototkan matanya.
"Ternyata dari tadi kamu udah siap. Ihh, dasar tukang drama." Erin berkata datar.
"Jadi tunggu apa lagi, ayo pergi." Lie menarik tangan Twi dan meluncur turun kebawah.
"Ma, kami pergi dulu yaaa..." Twi berseru saat melihat sang mama sedang sibuk didapur.
Mereka bertiga mulai berjalan menuju taman yang ada didepan kompleks rumah. Udara yang sejuk membuat suasana pagi begitu menyenangkan. Sebagai pemanasan mereka bertiga berlari-lari kecil."Twi, kak Thomas kok gak kelihatan ya. Dia ada dimana?" Erin membuka suara.
"Iya ya, kok gak ada kak Thomas tadi. Biasanyakan dia selalu ribut tu kalo kami udah datang," ucap Lie heran.
"Dia udah pergi kuliah," cetus Twi.
"Apa?" Erin dan Lie berteriak kompak. Twi mengangguk sebagai jawaban.
"Kok kamu gak kasih tahu kami. Serius ih, kapan pastinya kak Thomas pergi?" Erin mulai bertanya banyak hal.
"Hari ini," jawab Twi singkat.
Wajah Erin dan Lie terlihat masam. Ada guratan kecewa disana, sepertinya kabar yang diucapkan oleh Twi membuat suasana sedikit canggung.Erin menoleh ke arah Twi yang sedang terkekeh pelan. "Ada yang lucu, Twi." Erin berkata datar. Terasa garing untuk teman-temannya, Twi menghembuskan nafas penjang.
"Kenapa kalian penasaran sekali kak Thomas ada dimana?" Twi memicingkan mata. Erin dan Lie hanya bungkam.
"Jadi gini, kak Thomas itu lagi nginap dirumah temannya. Kak Thomas hanya ingin berkumpul bersama teman-temannya sebelum ia pergi, itu saja." Twi menjelaskan. Erin dan Lie beroh bersamaan.
"Sebenarnya kak Thomas akan pergi ke Amerika, besok pagi. Kak Thomas diterima universitas yang disana." Twi menunduk.
"Wah... yang benar!" Erin berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong Waktu (Tamat)
FantasíaPlagiat minggir!!! Awas ya jangan coba-coba, tuh dilihat Allah. ________ Perjalanan Twi dan kedua sahabatnya menjelajahi waktu akhirnya terbuka. Twila, nama sang tokoh utama yang mendapatkan hak istimewa untuk kembali ke masa lalu, namun bukan unt...