30# Saling bertemu

17 4 2
                                    

Suasana kelas sangat ramai. Suasana yang membuat gadis yang berada ditengah-tengah itu tidak bisa fokus sedikit pun. Twi menghembuskan nafas kasar, oh tidak bagaimana dia bisa fokus untuk membaca buku sejarah jika seperti ini. Yang terlebih ia sayangkan, Lie dan Erin sedang asik dengan kegiatan masing-masing. Mereka berdua tepatnya sedang tidak berada dikelas. Hari ini Lie sedang ada diperpustakaan utama untuk bersiap mengikuti lomba olimpiade matematika, sedangkan Erin sedang berlatih untuk lomba taekwondo.

"Apa hanya aku yang tidak mengikuti lomba." Twi mengacak rambut karena kesal. Ia merasa jika kelas sebelas sedikit menyedihkan. "Apa aku ikut lomba cerdas cermat saja. Tapi aku tidak ingin belajar, itu memusingkan." Twi dengan malas membolak balikan buku sejarah yg tengah ia baca.

"Ah, aku cari informasi tentang Mr Zecky saja, itu sangat menyenangkan dari pada harus berkutat pada buku sejarah. Kali ini aku benar-benar tidak mood. Eh tunggu, apa aku bawa kunci lorong waktu." Twi merogoh sakunya untuk memastikan jika ia membawa kalung. Twi tersenyum dengan penuh arti saat melihat kalung ada ditangannya. "Aku rasanya ingin bolos sekolah hari ini. Saat jam istirahat tiba aku akan meminta izin untuk pulang, jangan lupa dua sahabatku tidak boleh tidak ikut."

Twi kemudian menyusun strategi yang akan membuat dua sahabatnya bisa keluar dari sekolah. Contohnya meminta mereka berdua untuk mengantarkan ia pulang. Atau menemani ia diperpustakaan.

Disisi lain Lie dan Erin merasakan jika ada sesuatu yang akan terjadi.

"Perasaan gua gak enak," ucap mereka sambil melirik ke segala arah.

***

Setelah melalui beberapa jam dikelas dengan disuguhi mata pelajaran yang memusingkan, Twi benar-benar tidak dalam mode mood belajar. Tidak seperti biasanya dia hari ini sangat malas melihat ke papan tulis, dia membenamkan kepalanya pada lipatan kedua tangan. Mungkinkah ini strategi yang ia rencanakan.

"Twi, apa kamu sakit?" Gio bertanya pelan. Ia sejak tadi memperhatikan tingkah Twi yang tidak seperti biasa.

Twi menoleh ke arah Gio yang terdengar sedikit khawatir. "Aku sedikit mual dan sakit perut," ujar Twi pelan. Wajahnya terlihat pucat menandakan ia benar-benar sakit.

Melihat hal tersebut Gio langsung bangkit untuk mengatakan pada guru yang mengajar jika Twi sedang sakit. Mendengar hal itu, guru yang tengah mengajar pun ikut khawatir. Melihat kondisi Twi yang sangat pucat akhirnya dia diizinkan untuk pergi ke UKS agar bisa beristirahat dan minum obat. Orang yang bertugas mengantarkannya ialah Sarita selaku ketua kelas.

"Maaf ya aku merepotkan," ucap Twi pelan.

Sarita menghembuskan nafas pelan. "kalau kamu sakit harusnya jangan ke sekolah, nanti kalo pingsan gimana."

Twi melirik sekitar, ia mendengar ucapan dari Sarita tapi yang lebih penting ia harus terlihat oleh Erin yang berada di gedung olahraga. Ini agar ia tidak perlu repot untuk menelepon.

"Aduh sakit banget." Twi berhenti sambil memegang perutnya. Sarita langsung sedikit panik melihat Twi yang sangat kesakitan. "Huah, aku harus menjadi artis saja karena ini bakat terpendam," batin Twi bersorak saat semua orang yang melintas melihat ia dan Sarita.

"Tolong panggilkan petugas UKS, teman saya sedang kesakitan." Sarita meminta tolong dengan orang. Namun, sial tidak ada Erin disana. Apakah kali ini semesta tidak mendukung actingnya.

Setelah melewati banyak rintangan untuk bisa ke UKS, akhirnya tubuh Twi sudah berada diatas ranjang. Di UKS ia ditemani oleh Sarita untuk memastikan jika Twi akan beristirahat.

"Aku udah enggak apa-apa kok."

"Udah istirahat aja, aku temani sampai kamu tidur." Sarita menatap Twi dengan iba.

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang