28# Ayam goreng

19 5 4
                                    


Twila's POV

"Mencium harumnya ayam goreng memanglah menyenangkan." Aku mengangkat satu kotak ayam yang menjadi perjanjian antara aku dan papa tadi pagi. Harumnya sungguh menggoda hidung dan rasanya tidak perlu diragukan lagi.

Aku mengigit potongan pertama dan kriuknya menghiasi mulutku. Tapi, jangan dikira aku akan makan tenang karena baru gigitan pertama teleponku berdering memecahkan suasana.

Aku menghembuskan nafas jengkel. "Dasar kak Thomas."

"Hei Twi, sedang apa kamu disana?" Suara kak Thomas terdengar mengjengkelkan.

Aku tersenyum licik kemudian mengangkat satu kotak ayam. Dan diseberang sana terdengar seruan tidak terima, Yap aku puas mendengarnya.

"Cek, dasar.. kakak jadi pengen ayamnya. Sini deh lempar dua potong ke kakak."

"Kakak ganggu makan malam Twi tahu enggak." Aku bersungut-sungut.

"Makan gih makan, kakak bakal lihatin dari sini biar ikut kenyang."

Aku mengangguk setuju. "Kakak ngapain telepon, ada hal penting apa?"

"Ooh sekarang gitu ya, kalau mau telepon sama adik sendiri harus ada alasan khusus. Ya udah kakak mati'in aja nih teleponnya. Mana biaya vidcall mahal lagi."

"Ngambek.. gitu aja ngambek.." aku mengangkat potongan ayam yang ketiga. "Eh bentar kak, Twi mau tanya sesuatu." Wajah kak Thomas fokus ke arahku--sebenarnya dia fokus ke ayam yang ada ditanganku.

"Kakak pernah dengar soal peneliti yang bernama Mr. Zecky?"

"Hah.. siapa, Mr. Zaky?"

"Mr. Zecky, kak. Aduh kok kakak jadi budeg gitu sih." Aku terkekeh pelan. "Makanya fokus ke Twi dong jangan ke ayamnya."

"Apa ada hubungannya dengan kotak itu?" Aku mengangguk cepat. "Mr. Zecky kayaknya pernah dengar deh tapi dimana ya." Kak Thomas sedang berpikir keras diseberang sana dan aku sedang berusaha menghabiskan ayam yang tersisa.

"Kakak tahu!!" Seruan kak Thomas membuat ku tersedak, haruskah dia berseru begitu kencangnya. "Kamu tidak apa-apa, Twi?" Aku mengangguk saat selesai meneguk habis segelas air putih.

"Jadi kak, siapa Mr. Zecky itu?"

"Mr. Zecky adalah peneliti yang dianggap tidak waras karena percaya akan adanya dimensi waktu, ia percaya bahwa kita bisa kembali ke masa lalu dengan menggunakan sebuah lorong yang biasa kita sebut sekarang dengan lorong waktu. Ah iya, penemuannya yang paling sensasional adalah ruang dimansi, dimana kita bisa bepergian kemana saja, tapi tidak ada yang terbukti dari penemuannya tersebut hingga pada tahun sembilan puluh, ia memutuskan untuk mengakhiri karirnya sebagai peneliti."

"Dari mana kakak tahu mengenai hal ini, karena pada situs internet tidak banyak yang memberitakan tentang Mr. Zecky."

"Dari rumor yang beredar dikampus, kami juga mendapatkan tugas menganalisa soal penelitian dari Mr. Zecky. Bisa dibilang ini hal gila, tapi untuk kita berdua mungkinkah dia adalah orang yang berpengaruh dalam hal ini, Twi?"

Baiklah, sekarang otak ku sedang panas sekali memikirkan hal tersebut. Jika Mr. Zecky adalah salah satu teman kakek berarti dia kartu as dalam hal ini dan kotak itu benar-benar miliknya. Tapi, bukankah aneh rasanya jika hal itu adalah benar. Hmm.. bagaimana cara mereka bertemu.

Ahh.. lorong waktu!

"Kak! Apakah kakak bisa cari tahu alamat dari Mr. Zecky. Hmm.. cari segala sesuatu mengenai orang itu, ku mohon." Aku menatap kak Thomas dengan mata yang berbinar.

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang