34# Kita Bertemu kembali

13 4 2
                                    

⚠️ peringatan! Part ini berisi kata-kata kasar, umpatan dan adegan yang tidak patut untuk ditiru⚠️

***

Twila beranjak dari tempatnya. Ia mencoba mengecek ponsel yang ada didalam tas miliknya, ia sama sekali tidak tahu dimana lokasi tempat ia dikurung. Namun yang pasti lokasi ini ada didalam lorong waktu.

Twi melihat ke sekitar siapa tahu ada sesuatu yang bisa membuatnya tahu, ia sekarang berada dimana dan tahun berapa. Ponsel miliknya juga tidak berfungsi ditempat ini. Tidak, bisa saja memang tak ada sinyal disini.

"Bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini, kotak itu dalam bahaya jika aku tidak segera keluar." Twi memikirkan cara agar ia bisa keluar.

Pintu terbuka membuat Twi terperanjat kaget. Sosok yang sangat ia kenal tengah menyeringai melihat ke arahnya.

"Ternyata kau memang benar-benar adik sepupu ku," ujarnya membuat Twi mundur. Menyeramkan, laki-laki itu terlihat menyeramkan.

Usia pak Jim memang masih muda, ia bahkan memiliki riwayat pendidikan yang bagus karena itu tidak heran jika ia memiliki kemampuan yang baik dalam menjadi guru dan sekaligus penipu.

"Kalian ingin kotak itukan," ucap Twi pelan. Ia sudah memikirkan ide yang bagus untuk bisa keluar dari sini. "Kalian bisa membawa ku ke rumah, aku akan memberikan kotak itu pada kalian." Twi natap tajam pada laki-laki tersebut.

Mendengar hal tersebut membuat laki-laki itu tertawa. Ia kemudian menatap tajam ke arah Twi, melangkah maju membuat Twi harus berjalan mundur.

"Stop! Awas saja kalau kau bergerak mendekati ku!" Twi berteriak kencang membuat laki-laki itu tertawa lepas.

"Baiklah, tidak usah drama. Kita akan segara ke rumah mu," ucap laki-laki itu tersenyum simpul lalu menarik tangan Twi keluar dari ruangan itu. "Jangan coba-coba untuk kabur, jika kau ingin orangtua mu hidup," bisiknya pada Twi. Membuat gadis itu terdiam, pikirannya mendadak kosong.

"Tidak, jangan termakan hasutannya Twi. Kau harus cepat keluar agar bisa memberitahu keluarga mu," batinnya menyakinkan agar ia tetap fokus pada tujuannya yaitu keluar dari sini.

Twi dibawa menemui Basurata, laki-laki paruh baya itu tengah tersenyum menatap kalung milik Twi. "Apa kau sudah siap menyerahkan kotak itu," kata-kata membuat bulu kuduk Twi berdiri. Mengapa hawa disini terasa begitu dingin dan mematikan.

Twi dibawa melewati jalanan yang panjang. Tangannya diikat menggunakan tali yang kencang, wajahnya terlihat lusuh dan kusam. Penampilan Twi benar-benar kacau.

Mereka keluar dari sebuah lorong itu, menampilkan rumah Twi yang terlihat dari luar. Ternyata mereka sudah mengatur semua ini.

"Bagaimana bisa lorong waktu mengantar melewati tembok pagar rumah," batin Twi memberontak. Ternyata selama ini memang dia saja yang menganggap lorong waktu hanya bisa digunakan diperpustakaan.

Twi didorong paksa menuju pintu rumahnya. Saat ia masuk matanya melihat orangtuanya, bahkan Erin dan Lie ada disana. Mereka semua di ikat dan disumpal menggunakan kain dimulutnya.

"Kenapa kalian sampai melakukan semua ini!!" bentak Twi tidak terima saat melihat pipi sang mama merah meninggalkan cap telapak tangan disana. Bibir papanya juga mengeluarkan darah segar membuat Twi mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Anda benar-benar keterlaluan!!" Twi memberontak, menendang bagian vital dari Jim, laki-laki itu kaget menerima tendangan dari Twi. Ia tidak sempat memasang ancang-ancang mambuatnya menghantam meja.

Semua orang disana menutup mata melihat hal tersebut. "Twi, jangan!" jerit sang mama yang tidak terdengar oleh telinga Twi.

Erin dan Lie sama-sama menggeleng memberi kode pada Twi untuk tidak melanjutkan hal tersebut. Itu akan berbahaya baginya saat laki-laki tua itu datang. Benar, Basurata sudah beralih ke kemar Twi menggeledah paksa kamar miliknya.

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang