13# Sampai Jumpa

36 12 0
                                    


Udara pagi memang pas sekali untuk berolahraga. Apalagi adanya tanggal merah dihari sekolah, itu adalah suasana yang pas untuk pergi menghirup udara segar. Tapi, kali ini keluarga Twi tidak sedang pergi untuk berolahraga melainkan sedang berada dibandara untuk melepas keberangkatan Thomas yang akan pergi ke Amerika.

"Omas pergi dulu ya, nanti kalau ada waktu Omas bakal pulang ke Indo." Thomas memeluk kedua orangtuanya dengan erat.

Twi melihat mereka dari jauh, ada rasa bahagia yang tak bisa ia ucapkan. Ia sebenarnya ingin juga dipeluk tapi karena ada yang tertinggal jadi ia tidak bisa ikut berpelukan.

"Eh dek, udah diambil yang ketinggalan?" tanya sang mama yang melihat Twi berjalan ke arah mereka.

"Hmm.. iya ma. Ini untuk kakak," ujar Twi menyerahkan bingkisan.

Mata Thomas berkaca-kaca melihat Twi yang sedang memberinya sebuah bingkisan. Ada guratan sedih yang menyelimuti dua kakak adik itu.
Dalam sekejap tubuh Twi langsung ditarik ke dalam pelukannya. "Kamu baik-baik disini. Kakak bakalan ajak kamu nanti ke Amerika. Kamu janji bakal jadi anak yang pintar. Dan jangan sering datang ke perpustakaan itu, karena disana bahaya," bisik Thomas yang menegur Twi dengan pelan.

Twi hanya mengangguk mendengar semua itu. "Tapi kak, misi Twi untuk mencari lorong waktu masih belum ketemu." Twi memprotes tidak terima.

"Gak, gak usah dicari. Nanti kalau ada apa-apa repot tahu." Thomas melarang Twi dengan tegas.

"Udah-udah! nanti kamu ketinggalan pesawat Mas, Sana pergi." Suara sang papa memperingatkan.

Twi menghela nafas panjang. "Tuh kan! sana pergi, nanti sering-sering videocall atau kirim pesan ya, kak." Tutur Twi sebelum melepas pelukannya.

"Siap adik bos! Ya udah kakak pergi yaa.  Assalamu'alaikum." Mereka semua melambaikan tangan kepada Thomas. Setelah dirasa cukup, sang papa dan mama  mengajak Twi untuk pulang.

"Ayo dek kita pulang," ajak sang mama.

"Iya ma, duluan aja sedikit." Twi mulai mengetik pesan kepada dua sahabatnya agar cepat datang ke taman.

***

Sehabis dari bandara, Twi langsung pergi ke taman untuk menemui dua sahabatnya yang sudah menanti kedatangannya.

"Kenapa Twi? ada yang penting," ucap Erin memulai percakapan.

"Emang ada sih?" balas Lie.

"Gak ada," ujar Twi dengan santai.

Wajah Erin dan Lie memerah. "LALU UNTUK APA KAMU MENELPON KAMI!" Erin dan Lie berteriak serempak. Twi menutup telinga dengan kedua tangannya.

"Wouhh... santai dong mbak. Gini ya, kak Thomas udah pergi ke Amerika. Lalu, tugas kita bertiga itu masih banyak banget. Ada yang harus kita selidiki," ucap Twi pelan.

Lie mengaduh pelan. "Ehem.. kayaknya mama aku udah pulang deh, aku mau pulang dulu yah." Lie beranjak pergi.

"Jangan lari Lie." Erin mencegah Lie untuk pergi.

"Kamu selalu saja menghindari semua masalah. Harusnya kamu itu ikut hadapi masalah itu sama kita berdua, kan udah dibilang. Aku dan Twi itu selalu ada, lalu kenapa kamu masih takut aja." Erin menegur Lie dengan lembut.

"Betul!" Twi berseru setuju.

"Hm.. maaf ya, soalnya aku masih suka takut kalau kita mau ke tempat yang sama." Lie menunduk lesu.

"Kita gak akan ke tempat yang sama kok. Tapi tujuan kita tetap sama yaitu mencari Lorong waktu." Twi menyanggah cepat.

"Udah enggak sabar." Erin terkekeh.

"Kebetulan bangetkan minggu depan kita bakal libur satu minggu. Berarti seru dong kalau liburan kita kali ini diisi dengan petualangan." Twi tersenyum.

"Gimana kalau mulai hari ini kita cari tahu dulu, dan siap-siapin keperluan kita," tawaran Lie terdengar masuk akal.

"Tumben yaa kamu ada saran, Lie." Erin mencubit pipi Lie dengan gemas. Lie sebisa mungkin menahan rasa kesalnya pada Erin.

"Kita bertiga harus tetap bersama meski kata orang kalau bertiga itu ganjil." Erin terkekeh.

"Gak lucu Erin. Please deh ya jangan receh." Twi memasangan wajah datar.

"Udahlah... ayo berangkat!" Lie bersorak.

Mungkinkah mereka akan segera membuka lembaran sejarah yang telah lama hilang? Atau mereka akan gagal lagi. Ya sudahlah, tidak ada yang mustahil untuk ditelusuri karena dimana ada niat pasti disana ada tekad.

____________________________

Tungguin chapter selanjutnya yaa

#janganlupavotedancoment

Salam penulis

Lorong Waktu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang