Part 9

2.4K 244 27
                                    

Helena terburu-buru keluar dari unit apartemenya, betapa terkejutnya dia ketika saat membuka pintu seorang pria bersetelan jas akan mengetuk pintu unitnya.

"Maaf, selamat pagi, apakah anda nona Helena Aaroon?" kata pria itu dengan sopan.

"Ya, saya. Anda siapa?"

"Saya diminta tuan Albert Drone untuk mengantarkan dokumen ini pada anda."

"Dokumen?" Helena sebenarnya ingin bertanya lebih lanjut tetapi telepon genggamnya berbunyi, tanda Theresia sudah tiba dan menunggunya dibawah.

"Ya, anda diminta untuk menghubunginya jika ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut."

"Ok, maaf saya terburu-buru."

"Ya, tidak apa-apa."

Tanpa menunggu lagi Helena langsung lari menuju lift yang untung saja sedang ada dilantainya, dia tidak menunggu pria yang mengantar dokumen itu masuk bersamanya kedalam lift, atau lebih tepatnya setelah lift meluncur turun Helena baru ingat dia tidak menunggu pria pengantar dokumen yang pasti juga akan turun. Helena hanya mengucap maaf dalam hati karena tidak sopan pada pengantar pesan itu sambil membolak balik amplop dokumen ditangannya, tanpa ada keinginan membukanya, Helena langsung memasukkannya kedalam tas.

Hari ini Helena memiliki janji dengan Theresia untuk menemui klien Theo, tepatnya Theresia meminta Helena untuk menemaninya. Theresia juga bekerja magang ditempat Theo, dan dia tahu jika Helena lebih berbakat daripada dirinya, oleh karena itu dia sering meminta bantuan Helena untuk menemaninya.

"Terlambat bangun lagi? Habis lembur?" kata Theresia ketika Helena masuk kedalam taxi.

Helena menggeleng, "Aku tidak lembur, hanya saja kesempatan langka aku bisa tidur sepanjang malam dan pagi tadi tidak ada yang membangunkanku."

"Terry tidak ada?"

"Dia sedang dipusat pelatihan."

"Apakah pengajuanmu ke UCL belum ada balasan? Kamu benar tidak ingin mencari kerja tetap?"

"Bukankah bekerja ditempat Theo juga pekerjaan tetapku?" jawab Helena sambil membalas pesan adiknya.

"Dasar! Kamu benar tidak mau mengambil tawaran dari Albert Drone? Kemarin dia datang lagi, katanya untuk mencarimu."

Helena memasukkan telepon genggamnya kedalam tasnya, "Sampai kemarin dulu aku bukan lagi hanya tidak menyukai desainnya tapi juga tidak menyukai orangnya."

Theresia tertawa, "Dia muda, tampan, kaya, mengapa kamu tidak menyukainya?"

Helena menoleh pada sabahatnya, "Jika kamu bisa mengurangi memikirkan masalah pria tampan dan kaya, kurasa kamu pasti akan bisa mengembangkan ide desain yang lebih bagus."

Tawa Theresia semakin keras sampai supir taxi memandangnya dari kaca spion.

"Untuk apa kita memikirkan hal itu jika kita bisa menemukan pria yang bisa menjamin kehidupan masa depan kita."

Helena hanya menggeleng dengan pemikiran sahabatnya, "Jika kamu begitu tertarik padanya, mengapa kamu tidak mencoba melamar diperusahaannya, kurasa Theo pasti mau memberikan surat refrensi."

"Tentu saja aku sudah memasukkan lamaranku, kemarin pagi Theo menawarkan pada kami siapa yang berminat dan langsung diminta untuk memasukkan lamaran untuk diseleksi HRD perusahaan Albert."

"Kudoakan kamu diterima."

"Doanya jangan hanya begitu, doakan juga Albert tertarik padaku."

"Tidak sekalian, aku doakan Albert melamarmu?" balas Helena.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang