Part 73

2.2K 229 23
                                    

"Bukankah itu Alvin?"

"Siapa cewek disampingnya?"

"Genit dan manja sekali cewek itu."

"Juliet, apakah gara-gara cewek itu, kamu ditolak?"

Percakapan 4 gadis remaja itu terus berlanjut, sedangkan yang mereka bicarakan tetap asyik berjalan, berangkulan mencari toko tujuan mereka.

"Kamu sudah mengajakku keluar masuk 5 toko, dan masih belum menemukan barang yang kamu inginkan, satu toko lagi jika tidak ada kita pulang." Kata Alvan pada Alice yang minta ditemani mencari kemeja berwarna hijau untuk aktifitas disekolahnya, yang dipikir Alvan tidak akan membutuhkan waktu lama karena mudah mencari sebuah kemeja, tetapi adiknya kelihatannya sama saja dengan grandma dan kedua auntynya jika sudah berbelanja.

Alice tertawa, merangkul lengan kakak keduanya dan meletakkan kepalanya dilengan kakaknya karena tinggi badannya belum mencapai pundak kakak keduanya itu.

"Satu toko lagi, jika tidak ada yang kusukai kita kembali ke toko pertama, beli yang ada disana." Kata Alice membuat Alvan memandangnya dengan tajam.

"Lain kali minta Alvin saja yang mengantarmu atau minta Ronald menemanimu, dia pasti akan melakukannya dengan senang hati."

"Alvin mana mau menemaniku, dan aku juga tidak mau ditemani anak SD. Tidak masalah jika kamu tidak mau menemaniku, aku akan pergi sendiri."

Alvan menarik nafas kesal, dia tahu yang dimaksud adiknya dengan pergi sendiri adalah melapor pada daddy lalu daddy akan menyuruh dia atau Alvin untuk mengantarkannya.

"Ayo cepat selesaikan, aku ada janji basket."

"Basket? Dengan siapa?"

"Teman-temanku."

"Ada yang tampan?"

"Yang paling tampan ada disampingmu jadi jangan pikir aku akan mengajakmu menonton kami bermain."

"Sombong sekali."

"Keturunan." Jawab Alvan membuat Alice tertawa.

Tidak lama setelah mereka memasuki toko, keempat cewek yang tadi melihat mereka ikut masuk dan tentu saja langsung menyapa Alvan.

"Halo Vin, sedang jalan-jalan."

Alvan langsung menyadari jika keempat wanita dihadapannya telah salah mengenalinya, tetapi tentu saja dia sudah terbiasa. Sejak sekolah dasar mereka bertiga sudah minta untuk sekolah ditempat yang berbeda dengan alasan supaya tidak salah dikenali mengingat dia dan Alvin kembar identik.

Alvan langsung memasang tampang dingin Alvin, yang tentu saja bukan hal sulit untuknya sebelum menjawab, "Ya."

"Siapa cewek yang bersamamu? Mana dia?"

Alvan hanya mengangkat dagunya kearah ruang ganti, kelihatannya salah satu dari empat gadis dihadapannya tertarik pada kakaknya dan tentu saja tidak akan mendapat tanggapan. Untung saja sebelum mereka kembali bertanya, Alice membuka pintu ruang gantinya, sehingga Alvan memiliki alasan lepas dari keempat gadis yang tidak dikenalnya dengan mendekati adiknya.

Alice memandang heran pada Alvan dan keempat gadis dibelakang kakak keduanya itu, dan tertawa ketika mendengar Alvan berkata, "Ganti, kemeja itu terlalu tipis."

"Sudah kuduga, kamu pasti akan mengatakan hal itu. tapi ini yang paling bagus, dan warna hijaunya juga bagus. Aku pikir, aku akan menggunakan kaos putih atau hitam sebelum memakai kemeja ini." lalu dengan berbisik, dia bertanya, "Siapa?"

"Penggemar Alvin." Balas Alvan dengan berbisik pula membuat tawa Alice semakin lebar.

"Aku ambil yang ini saja ya?"

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang