Part 57

2.2K 242 33
                                    

Sharon duduk bersandar ditempat tidur, hari ini dia merasa sangat lelah, polisi mengintrogasinya selama 4 jam, dan diminta menunggu. Sorenya dia dibebaskan, dengan Killian datang menjemputnya, suaminya tetap tidak banyak berbicara tetapi entah mengapa melihat sikap suaminya Sharon semakin merasa bersalah.

Sharon mengelus perutnya, tadi saat pemeriksaan kandungan, ada perasaan yang tidak bisa diungkapkannya ketika dia mendengar detak jantung janinnya, apalagi saat dia melihat perubahan raut wajah Killian. Dia tahu kedua anak Killian sebelumnya bukanlah anaknya, istrinya hamil dengan selingkuhannya, hal yang membuat Killian akhirnya memutuskan menceraikan istrinya, jadi kehamilan Sharon bisa dikatakan adalah sesuatu yang ditunggunya.

Mengingat kembali bagaimana raut wajah Killian membuatnya semakin merasa bersalah, sekarang semua orang memusuhinya bahkan kedua orangtuanya. Hanya Killian yang masih memperdulikannya, walau dia masih marah tetapi dari pengacaranya tadi Sharon tahu Killian pergi menemui David untuk meminta David mencabut tuntutannya, itulah sebabnya dia hanya diinterogasi terkait informasi yang dia ketahui tentang para penjahat yang dibayarnya itu.

Pintu kamar terbuka, Sharon melihat Killiam masuk dan semakin terkejut ketika Killian menyodorkan segelas susu padanya, "Minumlah, baik untuk ibu hamil."

Sharon menerima gelas itu, entah mengapa perlakukan suaminya itu membuat airmatanya menetes.

"Maafkan aku." Akhirnya Sharon menemukan kembali suaranya.

Killian menatap Sharon dengan tatapan tidak terbaca, dia ingat kata-kata David padanya membuatnya memutuskan duduk disamping Sharon.

"David sudah mencabut tuntutannya, kamu tidak akan dipenjara." Kata Killian.

"Aku tahu." kata Sharon.

"Aku mengembalikan semua keputusan padamu, jika kamu memang ingin pernikahan ini berakhir, aku akan mengabulkannya tetapi aku hanya ingin kamu mempertahankan bayi yang dalam kandunganmu untukku, setelah itu aku akan memberikan apapun permintaanmu."

Airmata Sharon menetes semakin deras, kata-kata yang diucapkan Killian dengan nada yang begitu dalam membuat Sharon semakin sedih dan merasa bersalah. Dia telah dibutakan dengan rasa egois dan obsesinya, sampai dia tidak menyadari jika dia memiliki suaminya yang baik.

Sekarang disaat emosinya telah terkuras selama dua hari ini, dia tidak lagi sanggup merasakan kemarahan seperti yang biasa dia rasakan.

"Maafkan aku." Kata itu kembali Sharon ucapkan disela-sela isak tangisnya, apa yang dilakukan Killian setelah dia mengucapkan kalimat itu membuatnya semakin sedih.

Killian melihat Sharon mengucapkan kalimat itu dengan penuh penyesalan, membuat hatinya ikut bersedih dan juga menyesal, dia menarik Sharon kedalam pelukannya, mengelus pelan punggung istrinya sampai dirasakan isakan istrinya sudah mereda.

"Tidurlah, kita akan melanjutkan pembicaraan ini setelah kamu siap." Kata Killian setelah mengapus jejak airmata dipipi Sharon dan ketika dia akan berdiri, Sharon menarik tangannya.

"Aku tidak ingin bercerai."

Perkataan Sharon itu membuat senyum kecil muncul diwajah Killian, "Aku juga tidak ingin menceraikanmu." Jawaban Killian membuat Sharon langsung mengangkat kepalanya melihat pada suaminya.

Killian mengelus kepala Sharon, "Kamu pasti lelah hari ini, kita tidur dan besok kita akan membicarakan semuanya."

"Temani aku."

"Ya, aku akan menemanimu."

Saat tangan Killian merangkulnya, Sharon merasakan perasaan yang belum pernah dia rasakan. Dia merasa sangat tenang sampai dia memejamkan matanya dan masuk dalam mimpinya.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang