Part 68

2.2K 240 32
                                    

"Aku tetap tidak setuju dengan kelahiran normal, dokter memang bilang tidak masalah tetapi aku tetap tidak akan mengijinkannya." David mengatakan hal itu dengan tegas walau dia bisa melihat perubahan wajah Helena yang kesal karena tetap tidak berhasil merayunya untuk mendapatkan ijin melahirkan ketiga anaknya dengan cara normal.

"Kamu meragukan kemampuanku, aku rasa mereka juga tidak akan mempersulitku."

"Aku tidak meragukan kemampuanmu melahirkan mereka, aku tahu dan yakin kamu bisa tetapi aku tidak ingin terjadi hal-hal diluar perkiraan yang sama sekali tidak berani kubayangkan ataupun kuharapkan, jadi aku hanya minta kamu memenuhi permintaanku, lakukan operasi."

Helena memajukan kedua bibirnya, menandakan dia masih belum akan menyerah karena dia sangat yakin dia bisa melahirkan ketiga anaknya dengan persalinan normal.

David menepuk puncak kepala istrinya, "Aku tahu kamu masih belum mau menyerah, tapi aku tidak akan merubah keputusanku."

"Kamu tidak menyayangi kami berempat lagi." kata Helena sambil berdiri dengan susah payah.

"Mau kemana?" tanya David mengabaikan perkataan terakhir Helena karena dia tahu itu hanya perkataan yang sengaja diucapkan untuk memancingnya.

"Buang air kecil." Jawab Helena.

"Hati-hati." Kata David sambil tetap mengawasi langkah istrinya. Dia kasihan dengan istrinya yang harus membawa ketiga anaknya yang terus bertumbuh, tapi dia juga tidak mau terjadi sesuatu pada mereka karena dia tidak bisa membayangkan jika Helena demi ketiga anaknya harus meninggalkan mereka.

Dokter memang mengatakan Helena bisa melahirkan dengan normal tetapi dokter juga memperingatkan jika ini adalah kehamilan Helena yang pertama dan kembar tiga, dokter memberikan gambaran semua kemungkinan yang akan terjadi, karena itulah David semakin yakin tidak mengijinkan istrinya melahirkan secara normal.

Helena keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke tempat tidur, membuat David yang sedang memangku laptopnya terpaksa meletakkan dan mengakhiri pekerjaannya untuk mengikut istrinya.

"Tidak baik membawa kemarahan dalam tidur." Kata David.

"Siapa yang marah? Aku hanya kesal." Jawab Helena yang tidak bisa lagi tidur miring supaya bisa membelakangi suaminya tentu saja karena kondisi perutnya.

"Tidak baik membawa kekesalan dalam tidur." Ulang David membuat Helena yang sudah memejamkan matanya kembali membukanya.

"Kalau begitu lebih baik kamu jangan tidur disini, supaya aku tidak membawa kekesalanku dalam tidur."

"Tidak baik mengusir suami dari kamar." Kata David lagi yang tentu saja langsung membuat Helena merengut.

"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" kata David.

"Kesepakatan?" tanya Helena dan berusaha untuk bangkit duduk bersandar ditempat tidur dengan bantuan David tentunya.

"Ya, kita buat jadwal operasi dan jika mereka bertiga ingin keluar lebih awal artinya kamu boleh melahirkan secara normal tetapi jika pada proses kelahiran terjadi sesuatu yang membahayakan dirimu ataupun anak-anak kita maka aku akan memilih kamu diselamatkan terlebih dahulu."

Helena terdiam, dia tahu kesepakatan yang David tawarkan adalah satu-satunya kesempatan dia mendapat ijin melahirkan secara normal, tetapi mendengar kalimat terakhir David, satu pemikiran berperang dalam pikiran dan hatinya. Disatu sisi dia pasti ingin anak-anaknya yang mendapat prioritas keselamatan tetapi disisi lain saat itu terjadi, bisa dipastikan David yang akan mengambil keputusan.

"Bagaimana?" tanya David ketika dia masih belum mendapat jawaban dari Helena.

"Baiklah, aku ikut kesepakatanmu." Helena berpikir untuk menyetujui lebih dulu sambil berpikir untuk merubah kalimat terakhir dari suaminya tadi.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang