Part 28

2.4K 229 36
                                    

Gina baru saja selesai membaca pesan putranya, ketika telepon genggamnya berdering dan nama Sharon muncul dilayar. David mengabarkannya jika dia sudah mengajak Sharon untuk berbicara tetapi kelihatannya Sharon masih tidak bisa menerima keputusannya dan meminta Gina untuk berhati-hati.

Gina menarik nafas dalam dan menghembuskannya sebelum mengeser tombol terima.

"Halo Sharon, apa kabar?"

"Aunty ada dimana?"

"Aunty sedang bersiap untuk keluar rumah, ada janji dengan teman-teman aunty. Ada apa?"

"David aunty.....David....dia menolakku."

"David kenapa?"

"Dia sudah punya kekasih, aunty harus membantuku. David harus menjadi milikku."

"Sharon, kamu harus tenang. Aunty akan menanyakan masalah ini pada David dan uncle." jawab Gina yang merasa kuatir dengan perkataan terakhir dari Sharon.

"Pokoknya aunty harus membantuku, atau bagaimana jika aunty dan uncle langsung datang untuk melamarku? David pasti tidak bisa menolaknya."

"Sharon, kamu tahu sifat David walaupun kami datang melamarmu jika dia tetap tidak setuju yang ada dia tidak akan datang saat acara dan akan mempermalukan kamu dan juga keluargamu. Lebih baik sekarang kita tenang dulu, apakah dia mengatakan siapa kekasihnya?"

"Tidak, aku juga lupa untuk menanyakannya. Atau bagaimana jika aunty bertanya pada David siapa kekasihnya itu dan kita mendatanginya. Kurasa dia sama dengan wanita-wanita lain yang selama ini hanya melihat ketampanan dan kekayaan David. Kita bisa memberinya uang untuk meninggalkan David, dengan begitu aku bisa mengambil kesempatan dan David pasti akan menyadari jika aku yang terbaik untuknya."

Gina terdiam, bersyukur dia sudah menyadari kesalahannya dan putranya juga sudah memaafkannya. Dia sedikit merasa ngeri dengan perkataan Sharon, kelihatannya kepanikan, kekesalan dan kemarahan telah membuat Sharon membuka topeng sandiwara kemanisan dan kebaikan hatinya selama ini.

"Biarkan aunty mencari tahu dulu, kamu jangan panik. Coba pikirkan lagi perkataan David padamu, mungkin kamu akan bisa memahaminya dan menemukan maksud dari perkataannya itu."

Sharon merasa heran dengan ketenangan Gina mendengar kepanikannya, biasanya Gina pasti akan ikut kesal dan panik, bahkan mungkin akan langsung memanggil David untuk menemuinya atau dia yang akan pergi menemui putranya. Sharon terdiam dan langsung menyadari jika dia telah salah, kepanikkannya membuatnya mengatakan hal-hal yang mungkin membuat Gina merasa dimanfaatkan dan dia harus segera mengatasinya. Dia tidak boleh kehilangan dukungan dari Gina karena hanya Gina yang bisa dimanfaatkannya untuk membuat David menjadi miliknya.

"Aunty benar, aku akan mencoba memikirkan kembali perkataan David tadi. Maafkan atas perkataanku tadi aunty. Tadi aku benar-benar panik David akan meninggalkanku dan membuatku tidak bisa menjadi anggota keluarga aunty. Aku menyayangi aunty dan tidak ingin kelihilangan aunty."

"Ya, aunty paham kamu sedang panik dan kesal, oleh karena itu tadi aunty minta kamu untuk tetap tenang dan jangan panik."

"Maafkan aku aunty."

"Aunty harus pergi sekarang. Kapan ada waktu, kita bertemu untuk mengobrol lagi."

"Ya, terima kasih aunty."

Gina memandang layar teleponnya yang menggelap, menggelengkan kepala sambil merasa ngeri. Jika sebelumnya dia masih merasa senang dengan kata-kata Sharon yang selalu mendahulukan keluarganya sekarang perasaan itu berganti dengan perasaan takut. Takut karena jika dia tidak disadarkan oleh suaminya maka dia mungkin bukan hanya akan kehilangan putra mereka tetapi dia akan kecewa melihat kelicikkan Sharon yang selama ini ternyata sudah memanfaatkannya.

You Are My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang