[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️

3

Donghyuck depresi. Ia berbaring di atas sofa di depan TV sementara ibu mengawasinya dari kejauhan. Donghyuck tampak baik-baik saja terlepas dari wajahnya yang tampak sedih karena ia melakukan apa yang ia lakukan setiap hari-hanya bermalas-malasan. Bedanya, Donghyuck melihat ke langit-langit, bukan ke layar TV yang tengah menayangkan acara favoritnya.

Kenyataan bahwa dirinya menjadi seorang omega, sangat mempengaruhi Donghyuck. Seluruh hidupnya hancur di depan matanya.

Ia benar-benar mengabaikan adik-adiknya ketika mereka mendekatinya, meminta untuk bermain dengan mereka. Yang ia lakukan hanyalah bangun dan menempati sofa, menatap langit-langit atau ke depan. Ia bahkan tidak makan sebanyak dulu. Anggota keluarganya khawatir tetapi mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan karena Donghyuck tidak memedulikan mereka.

Hari itu, ketika Donghyuck dan ibunya kembali dari rumah sakit, semua anggota keluarga menunggu mereka di ruang tamu. Ayah, sebagai kepala keluarga, adalah orang pertama yang mendekati mereka. Atau lebih seperti kekuatan keluarga karena ibu mereka adalah otak di dalam keluarga. Ibu jelas bukan omega tipikal biasa.

Ibu mendorongnya untuk memberi tahu mereka tentang hasil pemeriksaan di rumah sakit, tapi Donghyuck tidak bisa memaksa dirinya untuk mengatakan itu dengan lantang, jadi ibu yang melakukannya. Ayah dan Donghyun terkejut dengan mata melebar saat mereka melihat Donghyuck sementara ibu hanya memutar mata. Tidak ada yang menyangka hal itu, ketika terlihat jelas bagi ibu saat mengetahui pertumbuhan Donghyuck melambat. Alpha benar-benar tidak kentara terkadang. Itu sebabnya ibu selalu mencoba untuk mengajari Donghyuck untuk menjadi lebih cerdas daripada alpha karena ia tidak ingin Donghyuck mengikuti jalan mereka padahal sebenarnya ia bukan salah satu dari mereka.

"Selamat, Donghyuck!" ayahnya berteriak dengan gembira dia berlari ke arah putranya untuk memeluknya dengan keras.

Ibu memutar matanya lagi. Suaminya benar-benar buruk dalam membaca suasana.

"Tidak apa-apa, oppa," ucap Donghyun sambil tersenyum kecil menepuk-nepuk kepala Donghyuck.

Dua adik laki-laki yang berlari untuk memeluk Donghyuck tidak tahu apa yang terjadi. Donghyuck berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis. Keluarganya mendukung, tidak semua orang memiliki keluarga semacam itu seperti dirinya. Tapi Donghyuck tetap merasa sedih. Entah bagaimana mereka berusha untuk terbiasa dengannya, tetapi Donghyuck tahu bahwa ia tidak akan pernah cocok dengan keluarganya lagi. Ia akan selalu merasa seperti orang buangan hanya karena ia tidak mendapat status gender sekunder sesuai keinginnya. Selain itu, Donghyuck yakin bahwa dukungan mereka tidak akan bertahan lama jika ia memutuskan untuk memberi tahu rahasianya.

Hari itu berakhir seperti biasanya tetapi tidak untuk Donghyuck karena setelah pergi ke dokter, ia selalu merasa tidak pada tempatnya. Tidak ada yang merasa tidak nyaman atau gelisah, kecuali Donghyuck. Sepertinya mereka sudah menerimanya ketika Donghyuck sendiri berpikir bahwa ia akan membutuhkan waktu lama untuk akhirnya mengakui jenis gender sekundernya.

Donghyuck merasa canggung saat ditinggal sendirian bersama ayahnya dan Donghyun. Ia tidak tahu lagi bagaimana harus bersikap ketika berada di sekitar alpha. Ia tidak bisa memaksa dirinya untuk berperilaku seperti yang selalu ia lakukan sebelumnya karena ia tahu bahwa itu bukan cara yang harus dilakukan oleh omega. Donghyuck mulai menghindari mereka termasuk ibunya. Ia malu dengan semua kata-kata menyinggung yang ia ucapkan kepada ibu ketika sekarang dirinya berstatus sebagai omega.

Ibu menyadari perilaku aneh Donghyuck tetapi ia tidak melakukan apa pun sebab berpikir bahwa putranya akan mengatasi hal ini dan segera kembali menjadi dirinya sendiri. Tapi ibu mulai khawatir ketika melihat putranya berbaring di sofa dan menatap langit-langit. Donghyuck bukan dirinya sendiri lagi. Ia tampak kurus dan lemas, bukan anak nakal yang energik.