5

14.8K 1.4K 51
                                    

Ketika Donghyuck dan saudari kembarnya pulang, hal pertama yang mereka lakukan adalah memakan makan siang buatan ibu tanpa bicara. Ibu tidak mengatakan apa pun, tapi jelas ia ingin tahu bagaimana kedua anaknya menghabiskan hari pertama semester baru mereka di sekolah. Itu hanya perkiraan Donghyuck, karena Donghyun lebih tertarik pada makanan.

"Kau tidak terlihat sedih. Sepertinya tidak terlalu buruk," kata ibu sambil melihat anak-anaknya makan dalam diam.

Itu adalah hari yang singkat di sekolah, bukan hari normal di mana pembelajaran dimulai secara efektif. Para siswa bertemu guru dan teman, dikenalkan dengan siswa baru, mengumpulkan beberapa buku untuk besok, dan pulang. Donghyuck senang hari itu telah berakhir tapi merasa kesal karena ia masih harus pergi ke hari yang lebih sulit besoknya.

"Kelas kami kedatangan murid baru. Sebenarnya, semua sekolah punya, tapi kali ini kami punya alpha murni!"

"Dia pasti sombong." Tuan Lee berkata mencoba untuk tidak terganggu tapi Donghyuck masih merasakan kegugupannya.

"Aku belum tahu. Aku mencoba berbicara dengannya tapi dia selalu bersama teman-temannya." Donghyun mengerutkan kening. "Sebenarnya kalau dipikir-pikir, sepertinya mereka adalah teman yang sangat baik. Mereka selalu berjalan bersama."

"Apa kau membicarakan tentang ketiganya? Mereka terlihat seperti pecundang. Terutama bocah omega itu. Dia terlihat sangat lemah dan bodoh."

Jika Donghyuck mengetahui sesuatu dari hari itu adalah ia tidak ingin terlihat seperti teman sekelas barunya. Jika itu yang harus dilakukan oleh omega, maka Donghyuck tidak ingin menjadi salah satunya.

"Bagus, karena omega kecil kita bukan pecundang." Nyonya Lee terkekeh. Kalimatnya merujuk kepada putranya.

Donghyuck menatapnya dengan tajam tapi tidak membalas. Seperti yang harus dilakukan semua omega. Seperti yang harus ia lakukan mulai sekarang. Sulit baginya karena lidahnya setajam pisau.

• • •

Donghyuck baru saja sampai di kelas dan didorong oleh seseorang yang bersembunyi di balik pintu. Ia berbalik dan siap untuk melempar tinju ketika melihat laki-laki jangkung berdiri di depannya. Lelaki itu jauh lebih besar dari Donghyuck sehingga Donghyuck hampir pingsan. Ia tidak pernah bereaksi seperti itu sebelumnya. Apakah itu emosi omega yang membuatnya merasa seperti pengecut? Sangat memalukan bagi seseorang yang bertarung melawan alpha yang lebih besar sebelumnya.

"Ada apa omega?" Pria itu bertanya, memberikan seringaian sambil menatap kepalan tangan Donghyuck.

Donghyuck sangat yakin bahwa wajah orang ini akan terlihat lebih baik jika ia memukulnya. Tetapi ketika ia akan melakukan itu, Yangyang muncul entah dari mana dan membawa Donghyuck ke tempat duduknya.

"Kalian bertengkar?"

"Dia yang memulainya lebih dulu. Dia mendorongku."

"Tapi itu tidak berarti kau bisa mengalahkannya. Dia hanya bermain-main." Yangyang mengangkat bahu. Donghyuck tidak bisa mempercayai temannya. Yangyang di masa lalu pasti sudah menyemangati dirinya saat ia menghajar lelaki itu.

"Kita bukan anak-anak lagi. Dia jelas ingin bertengkar denganku."

Yangyang tetap diam, tidak ingin berdebat lagi. Ia tahu lebih baik daripada siapa pun bahwa berdebat dengan Donghyuck bisa berlangsung dari jam ke hari.

Lelaki alpha yang sama berjalan melewati mereka sambil menendang meja Donghyuck. Omega itu hanya mengatupkan gigi untuk mencegah dirinya mengumpati orang itu. Donghyuck akan mengerti jika laki-laki ifu adalah salah satu teman sekelas lamanya yang merasa tersinggung dengan masa lalu, tapi tidak. Lelaki itu murid baru. Mengapa murid baru memilih bermain-main dengannya? Donghyuck sangat membenci murid-murid pindahan dari sekolah itu.

[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang