"Berapa lama kau tinggal di kota ini?"
"Tidak lama. Aku pindah ke sini saat sekolah lamaku ditutup," jelas Mark. "Aku tinggal lebih jauh sebelumnya, jadi aku masih baru di kota ini."
Donghyuck terkesiap. Dan di sana ia pikir Mark berbohong. Yah, itu memalukan, mengetahui bahwa Mark tidak begitu mengenal kota ini tetapi Donghyuck meninggalkannya begitu saja.
"Seharusnya kau mengatakan itu dari awal," Donghyuck menghela napas. "Aku sangat kasar padamu sebelumnya."
"Jangan khawatir, aku tidak begitu ingat."
"Tapi kenapa kau mengikutiku sampai ke apartemenku?" Donghyuck bertanya tetapi kemudian menyadari bahwa ia mungkin tahu jawabannya sendiri.
"Oh... aku ingin memastikan bahwa kau sampai di rumahmu dengan selamat dan yah... tempat itu tidak terlalu familiar bagiku. Kupikir aku tidak akan menemukan jalan pulang ketika aku sangat mabuk..."
"Jadi, kau menggunakanku sebagai navigasi?" Donghyuk tertawa.
"Sedikit. Setelah itu, aku berpikir untuk pulang tapi ... aku merasa lelah, jadi ... ya ..."
Mark terdengar canggung tapi Donghyuck membiarkannya. Tidak heran Mark mengikuti Donghyuck ke apartemennya karena itulah satu-satunya cara yang ia tahu. Karena berjalan di luar sepanjang malam bukanlah ide yang bagus.
Mereka berdua melangkah menyusuri jalan, mencari tempat di mana mereka semalam duduk di bangku. Tidak peduli betapa aneh kedengarannya, omegalah yang saat ini memimpin. Bagi Donghyuck setiap bangunan sudah familiar, sementara Mark merasa tidak.
Mereka mencapai tempat dengan kenangan buruk bagi Donghyuck dan ia berusaha keras untuk menenggelamkan pikiran agar tidak menangis. Itu adalah gang belakang tempatnya diserang. Ia bahkan tidak perlu melihat ke arah itu karena ia sudah merasa menggigil di tulang punggungnya. Pada siang hari, gang belakang itu terlihat cukup normal dan bahkan tidak menakutkan. Beberapa orang berjalan ke sana seolah-olah itu tidak terbengkalai seperti di malam hari.
Mereka melewati gang belakang itu tapi Donghyuck masih merasa seperti ada di di sekitarnya. Ia mencoba mengusir ingatan itu, jadi ia menoleh ke arah Mark tetapi yang lebih tua sudah menatapnya. Kontak mata yang mereka lakukan benar-benar aneh. Mereka berdua kehabisan kata-kata saat mereka saling memandang selama beberapa detik. Mark dengan canggung tersenyum dan membuang muka sementara Donghyuck menundukkan kepalanya. Apakah Mark melihatnya? Bagaimana? Ia yakin ia hanya sedikit menggigil dan tidak menunjukkan emosi apa pun di luar, tetapi mengapa ekspresi Mark seperti itu? Seolah-olah ia merasakan apa yang Donghyuck rasakan.
Mereka dikelilingi oleh udara aneh di sekitar mereka yang membuat Donghyuck bingung. Rasanya seperti, itu adalah perasaan sedih. Donghyuck yakin itu bukan feromonnya tapi milik Mark karena ia tidak bisa merasakan feromonnya sendiri. Tapi kemudian muncul pertanyaan, mengapa Mark harus sedih jika perasaan itu hanya dirasakan Donghyuck saja saat itu. Ia masih baru dengan itu, jadi ia tidak begitu mengerti bagaimana membaca perasaan orang melalui feromon atau mungkin efek supresan Mark mencegahnya melakukannya. Mencoba mengubah suasana, Donghyuck bicarakan lebih dulu.
"Kupikir kau bertemu dengan ayahku. Dia datang kepada kami, memberitahu bahwa ada anak tunawisma di depan rumah. Ayah tidak banyak bicara tapi aku sudah menduga itu kau."
Anehnya, Mark dengan cepat bergabung dalam percakapan.
"Oh, jadi pria itu ayahmu. Untuk seorang alpha, dia begitu perhatian. Dia memberiku sandwich. Sayang sekali aku tidak bisa memakannya."
Perhatian? Sama sepertimu.
"Kenapa kau memutuskan untuk minum jika kau tahu kau tidak bisa tahan dengan alkohol?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️
Fanfiction🔞 [TERJEMAH] Donghyuck pikir ia adalah seorang alpha meskipun belum mendapatkan statusnya. Namun tanpa bisa ia duga, di suatu malam yang mengesalkan, ia mendapatkan status gender sekundernya sebagai seorang omega. Story by: minniemism (wattpad) Ter...