6

13.5K 1.2K 36
                                    

"Apa kau baik-baik saja?" Donghyuck bertanya dengan suara gemetar.

Seorang laki-laki terbaring di lantai dengan pakaian yang berantakan. Kemeja putihnya berlumuran darah dan keringat, sementara di celana ada sesuatu yang bahkan tidak ingin Donghyuck pikirkan. Wajah laki-laki itu pucat dan ada beberapa memar di sudut bibirnya yang bengkak. Mata laki-laki itu setengah tertutup dan ia hampir tidak bernapas.

"Katakan sesuatu!" Donghyuck berteriak panik. Ia mengguncang tubuh itu tetapi tidak mendapat tanggapan apa pun.

Mark masuk ke kamar mandi dengan heran, mungkin mengira Donghyuck menjadi gila di sini dengan semua teriakan itu. Ketika ia melihat laki-laki di lantai, ia dengan cepat berlari ke arahnya untuk memeriksanya. Ia tahu lebih baik daripada Donghyuck bagaimana menangani situasi ini.

"Dia tidak menjawab!" Donghyuck berteriak mundur untuk bersandar di dinding.

"Dia shock." Mark menjelaskan.

Donghyuck tampak sepucat hantu. Ia merasa kakinya lemah sehingga berpikir bisa pingsan kapan saja. Ia tidak pernah membayangkan hal-hal ini terjadi di sekolah. Ia pikir itu hanya bisa terjadi di jalanan, seperti yang terjadi padanya. Omega itu pikir bahwa orang di sekolah hanya saling mengejek, berkelahi, dan menertawakan satu sama lain, tidak melakukan kejahatan. Donghyuck tidak merasa aman lagi di sekolah. Apa yang mereka lakukan pada lelaki itu sehingga membuatnya shock? Donghyuck takut untuk mengetahui kebenarannya.

Donghyuck menatap Mark yang menangani situasi itu seperti seorang ahli. Mark tampak serius saat ia memeriksa pergelangan tangan lelaki itu dan kemudian membungkuk ke dadanya. Donghyuck di sisi lain justru melihat ke wastafel, memikirkan untuk membangunkan lelaki itu dengan air tetapi menggelengkan kepalanya karena itu justru akan lebih membuatnya lebih stres.

"Kita perlu membawanya ke klinik sekolah," ucap Mark. Ia berpaling ke arah Donghyuck hanya untuk melihat laki-laki itu hampir tidak berdiri di atas kakinya. Tapi Donghyuck mengendalikan rasa takutnya dan dengan napas dalam mencoba menenangkan dirinya. Ia ingin membantu lelaki itu. Donghyuck merasa mereka terkait karena mengalami pengalamn buruk yang sama. Ia ingin memberikan bantuan kepada lelaki itu karena tidak ada yang membantunya dalam situasi yang sama.

"Ayo!" kata Donghyuck setuju.

Mark mengangguk dan dengan hati-hati menggendong laki-laki itu dengan gaya bridal, membawanya keluar dari kamar mandi. Donghyuck mengikuti di belakang dan ia memegang kepala laki-laki itu sehingga yang tidak akan membuat lehernya sakit karena Mark hanya fokus pada bagaimana membawanya ke klinik sekolah dengan lebih cepat tanpa memperhatikan bagaimana kepala anak laki-laki itu memantul di bahunya.

Koridor itu kosong. Donghyuck dengan gugup menggigit bibirnya ketika ia menyadari bahwa tidak ada yang akan membantu lelaki itu jika bukan dirinya dan Mark. Jika bukan mereka, lelaki itu pasti masih terbaring di lantai.

Donghyuck mengamati wajah laki-laki itu dan penasaran apakah ia seorang omega atau bujan. Laki-laki itu mungkin seorang beta, tapi jelas bukan alpha. Lelaki itu memiliki fitur lembut yang membuatnya terlihat seperti omega tapi Donghyuck tidak merasakan aroma apa pun darinya. Donghyuck melihat bibir lelaki itu memar dengan ekspresi marah dan segera mengumpati alpha. Darahnya mendidih ketika ia melihat sesuatu di bawah rambut bocah itu.

"Tunggu!" Donghyuck menghentikan Mark.

"Apa?" Mark menatapnya dengan keprihatinan dan kebingungan bercampur di wajahnya.

Donghyuck mencondongkan tubuh ke laki-laki itu dan dengan hati-hati menyisir rambut berwarna oranye di bagian belakang leher anak itu. Ia tidak salah. Laki-laki itu benar-benar memiliki sesuatu di lehernya. Warnanya ungu dan terlihat sangat menyakitkan. Saat Donghyuck ingin menyentuhnya, Mark meraih tangannya.

[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang