"Itu Mark, kan?" Donghyun bertanya ketika keadaan akhirnya mempertemukan mereka di koridor. Atau lebih tepatnya Donghyun menempel pada kakaknya seperti lem. Donghyuck meninggalkan rumah belakangan karena ia tidak memiliki kelas pagi sehingga mereka melewatkan kegiatan berjalan ke sekolah bersama.
Kemarin, ketika Donghyuck dan adik-adiknya pulang, yang lain sudah ada di rumah. Ibu marah karena sisa makanan masih ada di kulkas tetapi kemudian melihat anak-anak dengan wajah merah sehat yang membuatnya diam. Ibu benar-benar takut ketika tidak menemukan siapa pun di rumah, juga tidak menemukan aroma Donghyuck ketika hari sudah menjelang malam. Jadi, ibu memulai penyelidikan tentang di mana mereka berada. Donghyuck tidak punya waktu untuk memberikan penjelasan yang lebih baik, jadi ia hanya mengatakan kebenaran dengan menutupi nama Mark. Ia mengatakan bahwa salah satu temannya dari masa lalu mengajaknya ke restoran. Ibu tidak suka bagian ketika ia mengatakan "teman" alih-alih menunjukkan teman tertentu, tetapi untungnya adik kecil berhasil mengalihkan perhatian ibunya dari Donghyuck.
"Makanannya sangat enak! Tidak selezat masakan ibu tapi lebih enak dari tempat makan lain yang pernah kami kunjungi," ucap salah seorang adiknya.
"Tempatnya sangat bagus. Aku sangat menyukai hyung. Dia mentraktir kami dengan hidangan penutup lalu kami semua bermain kejar-kejaran," sahut adiknya yang lain.
Mereka berdua terkagum-kagum dengan kunjungan di restoran itu, membuat banyak kesan dan meninggalkan keseruan bagi mereka. Mereka memberi tahu ibu setiap detail tentang desain, makanan, pelayan, tanpa niat untuk berhenti. Mereka juga memuji hyung tersebut tentang keterampilan bermain kejar-kejaran yang baik. Ibu tersenyum, melihat anak-anaknya bahagia, tapi pikirannya entah kemana. Hyung, ya? Siapa itu? Ketika ia melihat Donghyuck berbaring di sofa larut malam, ibu menanyakan namanya tetapi Donghyuck menghindari pertanyaan itu dengan berpura-pura menonton sesuatu yang sangat menarik di TV.
Jam pelajaran pertama akan segera dimulai pagi itu tetapi Donghyuck tidak berniat untuk bergegas ke kelas karena mata pelajarannya adalah Kimia yang diampu oleh penyihir itu. Semakin lambat ia datang, semakin sebentar ia duduk di kelas neraka itu.
"Wah, adikku sangat cerdas!" Donghyuck menggoda menghindar untuk menjawab pertanyaan itu. Mengapa repot-repot menjawab, ketika Donghyun sudah menebak dengan benar?
"Aku tidak menyukainya," Donghyun menekan bibirnya menjadi garis tipis dan menghalangi jalan Donghyuck. Kalau saja Donghyun tahu bahwa kakaknya bahkan tidak ingin melarikan diri. Ia sebenarnya ingin mendengar apa yang Donghyun katakan, meskipun ia benci mendengarnya. "Untuk lebih jelasnya ... aku tidak menyukai Mark."
"Apa ada yang meminta pendapatmu?" Donghyuck memutar bola matanya. "Kurasa tidak."
"Jangan keras kepala. Dengarkan aku sekali saja."
"Tidak, lebih baik kau dengarkan aku. Jangan menempelkan hidungmu di tempat yang tidak seharusnya. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, aku baik-baik saja," Donghyuck menunjukkan senyum paling meyakinkan.
Itu tidak begitu meyakinkan bagi Donghyun. Ia menggelengkan kepalanya dan menghela napas.
"Aku tidak mengerti. Apa kau buta atau hanya berpura-pura menempatkan dirimu dalam peran omega? Kau benar-benar kehilangan semua otakmu dan berubah menjadi idiot."
"Apa?!"
Donghyuck tersinggung. Ibunya sering memanggilnya idiot atau bodoh tapi Donghyun tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya. Donghyuck lah yang selalu memanggilnya seperti itu, tapi kenapa sekarang keadaannya jadi berbalik?
"Tidak ada hal baik yang akan keluar dari persahabatan kalian. Dia mencurigakan."
"Ayo. Berhenti bertingkah seperti detektif, ini tidak cocok untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️
Fanfiction🔞 [TERJEMAH] Donghyuck pikir ia adalah seorang alpha meskipun belum mendapatkan statusnya. Namun tanpa bisa ia duga, di suatu malam yang mengesalkan, ia mendapatkan status gender sekundernya sebagai seorang omega. Story by: minniemism (wattpad) Ter...