Donghyuck memiliki waktu luang, jadi ia menghabiskan waktu di kafetaria. Ia mencoba untuk belajar tetapi yang bisa ia pikirkan hanyalah makanan. Omega itu membeli dua donat dan terkejut ketika ia menyadari bahwa itu tidak cukup. Donghyuck ingin lebih.
"Ada apa denganku? Aku baru saja sarapan," katanya pada dirinya sendiri.
Sang omega melihat seorang beta berambut hitam berlari ke arahnya. Ia sedikit terkejut, karena masih ada sepuluh menit sebelum jeda. Juga, beta laki-laki itu mengecat rambutnya lagi.
"Hai—"
"Donghyuck, apa yang terjadi kemarin?" Chenle menjerit dan hampir jatuh ke meja. Ia meletakkan tangannya di sisi meja, menekannya begitu keras hingga buku-buku jarinya memutih. "Benarkah Jisung membantumu?"
Butuh beberapa detik bagi Donghyuck untuk memahami ketika Chenle berbicara begitu cepat. Ia kemudian ingat anak laki-laki yang dipanggil Hyungseok sebagai Jisung dan mengangguk.
"Ya, dia memanggil kepala sekolah saat keributan terjadi."
"Ya Tuhan, itu keren."
"Tidak."
"Oke, tidak," Chenle menggelengkan kepalanya. "Bodoh sekali aku mengatakannya."
"Kenapa kau begini?" Donghyuck bertanya sambil terkekeh. "Kau menyukainya atau apa?"
Chenle tidak menjawab tapi Donghyuck tahu itu benar. Wajah beta sangat merah sehingga tidak bisa melewatkannya. Sang omega menepuk kepala yang lebih muda untuk mencubit pipinya.
"Imut sekali."
"Haruskah aku berbicara dengannya?" Chenle bergumam pelan, lebih pada dirinya sendiri daripada Donghyuck. Tapi omega itu berpikir Chenle berbicara padanya. Mereka adalah satu-satunya yang berada di kafetaria dan Chenle baru saja berbicara dengannya.
"Tentu, katakan bagaimana perasaanmu. Dia tampak seperti penurut. Tidak mungkin dia tidak akan menerimamu."
"Tidak, Hyuck... Ini bukan tentang itu."
"Lalu tentang apa?"
Chenle mencondongkan tubuh lebih dekat ke Donghyuck meskipun tidak ada mata atau telinga yang penasaran di kafetaria. Donghyuck tidak mempermasalahkannya. Ia mengikuti Chenle dan membungkuk juga.
"Ingat saat aku bilang kalau teman baik juga bisa berkhianat? Mark kelihatannya cukup setia padamu, tapi..." Chenle terdiam seolah-olah ia sedang berpikir untuk mengatakannya atau tidak. Pada akhirnya, ia menyerah. "Jisung adalah temanku juga. Kami sangat dekat saat itu. Semuanya baik-baik saja sampai alpha dari sekolah lain masuk. Mereka berteman dengan Jisung beberapa kali dan bocah naif itu memutuskan bahwa mereka lebih baik dariku. Dia meninggalkanku untuk mereka."
Donghyuck mengernyitkan alisnya saat mendengarkan cerita Chenle. Ia tidak tahu apakah kenaifan Jisung atau jebakan para alpha yang membuatnya marah. Orang-orang itu benar-benar ingin mengumpulkan kekuatan sebanyak yang mereka bisa, jadi seorang remaja yang naif adalah senjata besar di tangan mereka. Donghyuck pun kemudian ingat betapa kuatnya lengan Jisung.
"Seharusnya aku memukulnya."
Chenle terkikik tapi seketika menjadi serius.
"Aku tidak tahu persis bagian mana yang dia tangani dalam kejahatan mereka, tapi aku benar-benar yakin dia berpartisipasi di dalamnya."
"Dia hanya bawahan," Donghyuck mencoba menghibur.
"Dia bersamaku saat kejadian di kamar mandi, di lantai dua," kata Chenle, menatap langsung ke mata Donghyuck yang melebar. "Dia ada di sana, dia melihat semuanya tetapi dia tidak melakukan apa pun untuk menghentikan mereka. Dan setelah itu aku masih membelanya. Aku bahkan tidak memberi tahu namanya kepada kepala sekolah, sehingga dia tidak dikeluarkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️
Fanfiction🔞 [TERJEMAH] Donghyuck pikir ia adalah seorang alpha meskipun belum mendapatkan statusnya. Namun tanpa bisa ia duga, di suatu malam yang mengesalkan, ia mendapatkan status gender sekundernya sebagai seorang omega. Story by: minniemism (wattpad) Ter...